Terlalu banyak gula tambahan juga berkontribusi terhadap meningkatnya kasus diabetes tipe 2 pada anak-anak. Penyakit yang dulu disebut sebagai “diabetes orang dewasa” ini kini mempengaruhi hampir 50.000 anak.
Penelitian menunjukkan bahwa setiap konsumsi minuman manis (termasuk jus buah 100%) sebanyak 240 ml per hari dapat meningkatkan resistensi insulin hingga 34 persen pada anak laki-laki.
Sebaliknya, ketika para peneliti mengurangi asupan gula hingga hanya 10 persen dari total makanan selama sembilan hari pada 43 anak kulit hitam dan Latino yang mengalami obesitas, kadar insulin mereka langsung turun.
Bahkan, lemak hati mereka berkurang secara signifikan, yang penting karena penumpukan lemak di hati bisa mengganggu fungsi hati, meningkatkan risiko kanker, dan penyakit lainnya.
Dampak kesehatan lain dari anak-anak yang mengonsumsi terlalu banyak gula termasuk anak perempuan yang mengalami menstruasi pertama lebih awal daripada anak-anak lain dan, tentu saja, tingkat gigi berlubang yang lebih tinggi.
Satu hal yang tidak dilakukan gula adalah membuat anak-anak menjadi hiperaktif, sebuah teori yang tersebar luas beberapa dekade lalu yang dibantah oleh penelitian pada tahun 1990-an.
Namun, gula dapat menyebabkan masalah kognitif lainnya. Satu penelitian ilmiah pada tikus remaja jantan menemukan gangguan perhatian dan peningkatan impulsivitas pada mereka yang diberi banyak fruktosa saat bayi.
Sedikit Gula Dapat Memiliki Dampak Besar
Dibutuhkan sedikit saja konsumsi gula untuk memicu berbagai efek negatif pada kesehatan.
Dalam sebuah penelitian ilmiah, orang dewasa muda yang mengonsumsi berbagai jumlah gula dalam minuman manis selama dua minggu menunjukkan peningkatan lemak hati dan kadar kolesterol darah.
Efek ini paling tinggi pada mereka yang mendapatkan 25 persen asupan kalorinya dari gula tambahan, tetapi bahkan mereka yang hanya mengonsumsi 10 persen tetap mengalami dampak buruk.
"Saya terkejut ketika melihat perbedaan pada kelompok dengan konsumsi gula lebih rendah," kata Kimber Stanhope, ahli biologi nutrisi dari University of California, Davis, yang memimpin penelitian tersebut.
Meski penelitian ini dilakukan pada orang dewasa, Stanhope meyakini hasilnya juga berlaku untuk sebagian besar anak-anak, kecuali bagi mereka yang sangat aktif secara fisik dan menggunakan gula sebagai energi.
Salah satu jenis gula yang paling bermasalah adalah sirup jagung fruktosa tinggi (high fructose corn syrup), yang banyak ditemukan dalam minuman manis dan makanan ultra-proses. Sirup ini mengandung dua jenis gula, yaitu fruktosa dan glukosa, dan menurut Stanhope, fruktosa adalah yang paling merusak hati.
Biasanya, enzim dalam usus membatasi jumlah glukosa yang dikirim ke hati dalam satu waktu. Namun, tidak ada enzim serupa untuk fruktosa, sehingga fruktosa yang berlebihan langsung masuk ke hati dalam jumlah besar.
Akibatnya, sebagian besar fruktosa ini akhirnya disimpan sebagai lemak di hati, yang dapat meningkatkan risiko penyakit hati dan masalah metabolik lainnya.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR