Revolusi Jurassic Park: Lahirnya Suara Dinosaurus “Nyata”
Jurassic Park karya Steven Spielberg bukan hanya sekadar sebuah terobosan visual yang memukau; film ini juga menandai sebuah revolusi auditori yang mendalam dalam representasi dinosaurus.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah sinema, para pembuat film secara sadar memperlakukan vokalisasi dinosaurus sebagai komponen esensial dari keseluruhan pengalaman sinematik yang imersif.
Bioskop-bioskop pada masa itu bahkan secara khusus meningkatkan sistem suara mereka ke standar DTS (Digital Theater Systems) untuk memastikan bahwa mereka dapat menangkap sepenuhnya kekayaan desain suara film yang imersif dan berlapis tersebut.
Raungan dalam dan parau dari Tyrannosaurus rex yang ikonik, serta jeritan bernada tinggi yang menusuk dari Velociraptor, dengan cepat menjadi ikonik, dan secara efektif memperkuat apa yang diyakini oleh banyak orang tentang bagaimana seharusnya suara dinosaurus itu.
Penonton bioskop tidak lagi sekadar menonton dinosaurus di layar lebar; mereka sekarang benar-benar mendengar dinosaurus dengan cara yang terasa sangat nyata dan meyakinkan. Namun, pertanyaan penting tetap ada: apakah suara-suara yang begitu berpengaruh ini benar-benar didasarkan pada fondasi ilmu pengetahuan yang solid?
Mencari Suara Dinosaurus yang Sebenarnya
Kenyataannya yang menarik adalah, hingga saat ini, tidak ada seorang pun yang benar-benar tahu dengan pasti seperti apa suara dinosaurus itu. Ketika Jurassic Park sedang dalam tahap produksi pada awal tahun 1990-an, dunia ilmu pengetahuan baru saja memiliki tujuh kerangka T. rex yang telah ditemukan secara lengkap.
Akibatnya, para ilmuwan pada saat itu memiliki sedikit, atau bahkan tidak memiliki, wawasan yang berarti mengenai kemampuan vokal makhluk-makhluk raksasa ini.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, bidang paleontologi telah mengalami kemajuan yang signifikan. Para ahli paleontologi modern telah mulai memeriksa struktur vokal yang membatu yang terkadang ditemukan bersama dengan fosil dinosaurus, menganalisis bentuk tengkorak mereka secara detail, dan mempelajari perilaku serta kemampuan vokalisasi kerabat dinosaurus yang masih hidup hingga kini, seperti burung dan reptil.
Baca Juga: Kenapa Dinosaurus Punah: Sains Menyodorkan Dua Teori Penyebabnya
KOMENTAR