Data dari studi lain yang belum dipublikasikan, yang melacak aktivitas orang selama bertahun-tahun, menunjukkan bahwa hanya sekitar setengah dari mereka yang awalnya aktif di akhir pekan yang mempertahankan tingkat aktivitas tersebut di minggu-minggu berikutnya.
Brittain juga masih meragukan bahwa studi ini bisa mengakhiri perdebatan mengenai apakah peningkatan jumlah langkah bisa menetralkan dampak negatif dari perilaku kurang gerak, mengingat keterbatasan data yang ada.
"Sulit untuk menyimpulkan bahwa data dari 3-7 hari pemantauan bisa mencerminkan perilaku seseorang selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun", ungkap Brittain. "Mungkin berlaku untuk beberapa orang, tapi rasanya tidak mungkin berlaku untuk semua orang".
Metode Penelitian yang Digunakan
Dalam penelitian ini, lebih dari 100.000 orang dewasa yang tergabung dalam penelitian jangka panjang di Inggris diberikan sebuah akselerometer canggih (semacam pedometer yang lebih akurat) untuk dikenakan di pergelangan tangan selama 24 jam sehari selama seminggu penuh.
Selanjutnya, data dari 72.174 peserta yang patuh mengenakan alat tersebut minimal 3 hari, termasuk satu hari di akhir pekan, dan selama minimal 16 jam per hari (termasuk saat tidur) dianalisis.
Rata-rata usia peserta adalah 61 tahun, dan kondisi kesehatan jantung serta angka kematian mereka dipantau selama kurang lebih tujuh tahun.
Para peneliti melakukan penyesuaian dalam analisis mereka untuk menghilangkan pengaruh faktor-faktor lain yang mungkin memengaruhi hasil, seperti usia, jenis kelamin, latar belakang etnis, tingkat pendidikan, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, asupan buah dan sayuran harian, riwayat penyakit jantung atau kanker dalam keluarga, durasi tidur malam, serta penggunaan insulin (untuk diabetes) atau obat-obatan penurun kolesterol dan tekanan darah tinggi.
"Terkadang sulit untuk membedakan apakah hasil yang lebih baik pada orang yang lebih aktif disebabkan oleh aktivitas fisik itu sendiri, atau karena mereka memiliki risiko diabetes, kolesterol tinggi, atau tekanan darah tinggi yang lebih rendah", jelas Garcia.
Namun, studi ini telah memperhitungkan variabel-variabel tersebut.
Ahmadi mengakui bahwa para peneliti tidak dapat sepenuhnya memastikan apakah tingkat aktivitas peserta berubah secara signifikan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Meski demikian, mereka menganalisis data dari sebagian kecil peserta yang kembali menggunakan alat pelacak aktivitas setelah 2-4 tahun, dan menemukan bahwa tingkat aktivitas mereka relatif stabil.
Brittain berpendapat bahwa hal ini tidak menjamin konsistensi tingkat aktivitas pada semua peserta, namun ia sependapat dengan Ahmadi mengenai pesan utama dari studi ini.
"Inti dari semua penelitian ini adalah bahwa semakin banyak aktivitas, semakin baik, dan batas bawah untuk manfaatnya mungkin lebih rendah daripada yang diharapkan kebanyakan orang", kata Brittain. "Ini adalah pesan yang memberi semangat".
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR