2. Kosta Rika
Kosta Rika tidak berencana mengembalikan tentaranya. Negara ini dikenal dengan gaya hidup "pura vida," yang berarti "kehidupan murni." Pada tahun 1948, setelah perang saudara selama 44 hari yang menewaskan 2.000 orang, Kosta Rika menghapus angkatan bersenjatanya.
Konstitusi baru menjamin pemilihan umum yang bebas dan terbuka serta menghapus militer.
Meskipun demikian, pada tahun 2011, Kosta Rika diperkirakan menghabiskan hampir AS$300 juta untuk kepolisian dan penjaga pantai yang bersenjata lengkap. Anggaran pertahanannya lebih dari tiga kali lipat anggaran Nikaragua.
3. Republik Mauritius
Republik Mauritius terletak di timur Madagaskar. Negara kepulauan ini memiliki lebih dari satu juta penduduk dan ekonomi yang kuat. Namun, Mauritius tidak memiliki militer reguler sejak memperoleh kemerdekaan dari Inggris Raya pada tahun 1968.
Mauritius mungkin sudah cukup merasakan perang ketika Prancis dan Inggris memperebutkannya pada abad ke-19. Pulau ini juga menjadi pangkalan angkatan laut dan udara Inggris selama Perang Dunia II.
Saat ini, Mauritius hanya menghabiskan 0,3 persen dari PDB untuk pertahanan. Ini termasuk kepolisian, Pasukan Bergerak Khusus (SMF), dan Penjaga Pantai Nasional dengan total 10.115 personel.
Organisasi-organisasi ini menangani berbagai tugas, tetapi tidak untuk pertahanan nasional. Mauritius menerima pelatihan kontraterorisme dari AS, dan penjaga pantainya bekerja sama dengan Angkatan Laut India.
4. Panama
Panama menandatangani perjanjian dengan AS pada tahun 1903. Ini memungkinkan AS membangun dan mengelola Terusan Panama. Pada tahun 1999, Panama mengambil alih kendali terusan. Namun, sebelum itu, Panama mengalami gejolak politik selama hampir satu abad yang menyebabkan pembubaran militernya.
Baca Juga: Bagaimana Band Militer Ottoman Menghancurkan Nyali Musuh Sekaligus Menginspirasi Eropa?
KOMENTAR