Nationalgeographic.co.id—Planet Merkurius akan mencapai elongasi terjauhnya dari Matahari pada 21 April 2025, menandai momen terbaik bagi pengamat langit untuk melihat planet terkecil di Tata Surya ini dengan mata telanjang.
Dalam kondisi ini, Merkurius akan tampak paling jauh dari cahaya silau Matahari di langit fajar, membuatnya lebih mudah dikenali dibanding hari-hari biasanya.
Fenomena langka ini hanya terjadi beberapa kali dalam setahun dan menjadi kesempatan emas bagi para pencinta astronomi, baik pemula maupun profesional.
Merkurius yang merupakan planet terdalam di Tata Surya, mengorbit Matahari setiap 88 hari. Sementara itu, Bumi juga terus bergerak.
Karena itu, Merkurius berada di antara Bumi dan Matahari secara berkala, kira-kira setiap 116 hari. Terakhir kali peristiwa ini terjadi adalah pada 24 Maret 2025, saat Merkurius mencapai posisi yang disebut astronom sebagai konjungsi inferior.
Sejak saat itu, planet ini telah melaju lebih cepat dari Bumi dalam orbitnya, dan kembali muncul di langit fajar pada awal April.
Merkurius akan mencapai elongasi pagi terjauhnya—jarak tampak paling jauh dari Matahari di langit fajar—pada 21 April 2025.
Dalam momen ini, Merkurius akan terlihat lebih mudah di langit pagi, ditemani dua planet lain yang juga terang: Venus dan Saturnus.
Perlu dicatat bahwa elongasi kali ini paling menguntungkan bagi pengamat di Belahan Bumi Selatan.
Sementara itu, planet yang dinamai berdasarkan dewa pembawa pesan berkaki cepat dari mitologi Romawi kuno ini akan tetap terlihat selama beberapa minggu ke depan, terutama dari wilayah selatan Bumi.
Apa itu Elongasi?
Dalam astronomi, elongasi merujuk pada jarak sudut antara sebuah planet (atau benda Tata Surya lainnya) dan Matahari, seperti yang terlihat dari Bumi. Elongasi diukur dalam derajat. Ketika kita mengatakan sebuah objek memiliki elongasi 90 derajat, itu berarti objek tersebut berada sejauh 90 derajat dari Matahari jika diamati dari Bumi.
Matahari, sebagai objek terang di langit, dapat dengan mudah menutupi bintang atau planet lainnya. Oleh karena itu, mengetahui posisi Matahari dan waktu terbaik untuk mengamati objek (ketika objek tersebut berada paling jauh dari Matahari) sangat penting untuk pengamatan yang optimal.
Contoh Elongasi pada Planet-Planet di Tata Surya
Elongasi Timur Terbesar: Ketika sebuah planet berada di sisi timur Matahari dan terlihat di langit sore setelah Matahari terbenam. Ini adalah waktu terbaik untuk mengamati planet-planet seperti Merkurius dan Venus di langit barat setelah Matahari terbenam.
Elongasi Barat Terbesar: Terjadi ketika sebuah planet berada di sisi barat Matahari, terlihat sesaat sebelum Matahari terbit di langit timur. Pada waktu ini, planet-planet seperti Merkurius dan Venus dapat diamati tepat sebelum fajar.
Elongasi terbesar adalah saat planet berada paling jauh dari Matahari di langit, memberikan visibilitas terbaik. Misalnya, elongasi terbesar Merkurius yang akan terjadi pada 21 April 2025, ketika Merkurius mencapai jarak terjauh dari Matahari di langit pagi, menjadikannya waktu yang tepat untuk mengamatinya.
Elongasi memainkan peran penting dalam merencanakan waktu terbaik untuk mengamati planet-planet di langit. Dengan mengetahui kapan planet-planet tersebut berada sejauh mungkin dari Matahari, para astronom dan pengamat langit dapat menikmati pemandangan yang jelas tanpa gangguan dari cahaya Matahari.
Elongasi Terjauh Merkurius – April 2025
Kapan harus mengamati: Secara resmi, Merkurius mulai muncul di langit fajar pada awal April. Waktu terbaik untuk melihatnya adalah sekitar 30 menit sebelum matahari terbit.
Pada saat elongasi terjauh, 21 April 2025, Merkurius akan berada pada jarak maksimum dari Matahari di langit.
Setelah itu, meskipun mulai bergerak mendekati arah Matahari lagi, Merkurius justru akan terlihat sedikit lebih terang, sehingga masih cukup mudah diamati di cahaya senja pagi meskipun posisinya rendah di cakrawala.
Arah pengamatan: Arahkan pandangan ke timur, ke arah matahari terbit, saat langit mulai terang.
Elongasi maksimum terjadi pada 21 April pukul 19.00 UTC (atau pukul 02.00 WIB tanggal 22 April). Pada pagi hari itu, Merkurius bersinar dengan magnitudo 0,3 dan berada 28 derajat dari Matahari.
Jika diamati menggunakan teleskop pada hari-hari sekitar elongasi, Merkurius akan tampak seperti bulan sabit dengan iluminasi sekitar 38% dan diameter tampak 8 detik busur.
Perlu dicatat. Setelah Anda berhasil menemukan Merkurius, perhatikan bahwa planet ini akan semakin terang seiring berjalannya bulan April.
Bahkan pada akhir Mei, cahayanya akan mencapai magnitudo sekitar –1,2—terang, meski mulai sulit diamati karena berada di dekat cahaya Matahari pagi.
--
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat! Dapatkan berita dan artikel pilihan tentang sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui WhatsApp Channel di https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News: https://shorturl.at/xtDSd. Jadilah bagian dari komunitas yang selalu haus akan ilmu dan informasi!
Source | : | EarthSky,Star Walk |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR