Penelitian mereka menunjukkan bahwa banyak gletser yang bergerak cepat di Antarktika memiliki banyak air di bawahnya, yang membantu es meluncur lebih cepat.
Ini terutama berlaku pada gletser Thwaites dan Pine Island, yang kini mencair lebih cepat dari sebelumnya. Di bawah kedua gletser ini, terdapat lanskap dengan gunung berapi dan lembah retakan yang menghasilkan banyak air lelehan.
Titik-Titik Lelehan Misterius di Bawah Es
Dengan pemahaman baru tentang sungai-sungai tersembunyi di Antarktika, para ilmuwan akhirnya memecahkan sebuah misteri lama.
Sebagian besar pantai Antarktika dikelilingi oleh rak es—lembaran es tebal yang mengapung di atas laut dan berfungsi menahan laju gletser agar tidak terlalu cepat mencair ke laut. Para ilmuwan sudah lama mengetahui bahwa rak es ini mencair dari bawah, bersentuhan dengan air laut yang sedikit lebih hangat dari titik beku.
Namun, pengukuran satelit menunjukkan hal yang janggal. Beberapa rak es memiliki "titik panas" mencair—area seluas lebih dari satu mil yang mencair jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan, bahkan hingga beberapa kali lipat. Di beberapa tempat, lapisan es menipis hingga 30-90 meter per tahun.
Pada 2020, tim peneliti, termasuk Christine Dow, menemukan penyebabnya. Saat mempelajari Rak Es Getz di Antarktika Barat, mereka menemukan bahwa titik-titik lelehan ini bertepatan dengan jalur sungai subglasial, di mana air tawar mengalir keluar dari bawah es menuju laut.
Air ini menyembur keluar seperti selang taman bertekanan tinggi, kata Dow. Ketika air tawar bertemu dengan air laut yang lebih asin dan padat, ia naik cepat karena perbedaan kerapatan, menciptakan semacam air terjun terbalik di bawah es. Turbulensi ini mengaduk air laut yang lebih hangat di dasar laut, mendorongnya naik dan mempercepat pencairan rak es.
Sungai-Sungai Tersembunyi yang Mengejutkan
“Tanpa memperhitungkan pengaruh aliran air subglasial, kita tidak bisa menjelaskan tingkat pencairan es yang kita amati,” kata Jamin Greenbaum, ahli geofisika gletser dari Scripps Institution of Oceanography, yang telah 15 tahun memetakan lanskap di bawah es Antarktika.
Namun, Greenbaum mengatakan model komputer yang digunakan saat ini untuk memproyeksikan kehilangan es dan kenaikan permukaan laut belum memasukkan efek dari sungai-sungai bawah es ini.
Pada 2024, Greenbaum, Christine Dow, dan mantan peneliti postdoktoralnya, Shivani Ehrenfreucht, melaporkan bahwa aliran sungai subglasial dapat berdampak besar pada Gletser Totten di Antarktika Timur—gletser yang cukup besar untuk menaikkan permukaan laut global hingga 3,6 meter. Mereka menemukan bahwa pada proyeksi hingga 2100, aliran sungai bawah es bisa meningkatkan kehilangan es dari Gletser Totten hingga 30 persen lebih besar dibandingkan proyeksi model konvensional.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR