“Kami cukup terkejut,” kata Tyler Pelle, peneliti postdoktoral yang mengerjakan sebagian besar pemodelan tersebut.
Namun, eksperimen awal ini hanya menggunakan pendekatan kasar, karena mengasumsikan jalur sungai tidak berubah seiring waktu. Dow berpendapat sebaliknya, bahwa seiring menipisnya lapisan es, perubahan tekanan bisa mengubah jalur sungai. Ketika Gletser Totten bergerak lebih cepat, gesekan yang meningkat bisa memicu pencairan lebih lanjut.
Dalam studi terbarunya, Dow, Hayden, dan Pelle memperbolehkan jalur sungai berubah sesuai dengan dinamika Gletser Totten yang terus menipis dan mundur. Hasilnya yang baru dipublikasikan cukup mencemaskan.
Mereka memproyeksikan bahwa pada tahun 2100, jumlah air subglasial yang mengalir keluar dari bawah Gletser Totten akan meningkat hampir lima kali lipat, mencapai sekitar 160 meter kubik per detik—sekitar seperempat dari debit Sungai Colorado saat ini.
“Yang penting,” kata Dow, “adalah kecepatan air yang menyembur keluar.” Kecepatan ini akan memicu turbulensi yang lebih kuat ketika bertemu dengan air laut, mengangkat lebih banyak air hangat dan asin ke bawah es dan mempercepat pencairan.
Hayden, Dow, dan Pelle memperkirakan bahwa laju pencairan dan penipisan es bisa meningkat 20 hingga 50 persen di sepanjang area luas rak es.
Peningkatan pencairan yang terfokus pada satu titik seperti itu bisa sangat berpengaruh, menurut Karen Alley, ahli gletser dari University of Manitoba, yang tidak terlibat dalam proyek ini. Jika itu terjadi, rak es bisa retak lebih cepat dari yang diperkirakan—dan akhirnya runtuh lebih awal.
Greenbaum menambahkan bahwa dengan peningkatan akurasi peta dan estimasi panas dari dalam bumi, pemahaman kita tentang sungai-sungai subglasial juga akan semakin baik.
Penemuan tentang sungai-sungai tersembunyi di bawah lapisan es Antarktika memberikan gambaran baru tentang betapa kompleks dan rentannya sistem es bumi kita. Banyak model perubahan iklim dan proyeksi kenaikan permukaan laut yang sebelumnya tidak mempertimbangkan pengaruh sistem hidrologi bawah es—yang ternyata dapat mempercepat pencairan es secara signifikan.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR