Kematian dan beatifikasi
Pada bulan Oktober 2006, ketika ia berusia 15 tahun, Acutis jatuh sakit. Awalnya, sang orang tua mengira penyakitnya adalah flu. Ketika gejalanya memburuk, ia dibawa ke rumah sakit di Milan, di mana ia didiagnosis menderita leukemia myeloid akut. Alih-alih frustasi, Carlo Acutis justru mempersembahkan penderitaannya kepada Paus Benediktus XVI dan Gereja Katolik.
“Saya mempersembahkan kepada Tuhan penderitaan yang harus saya alami demi Paus dan demi Gereja, agar saya tidak harus berada di Api Penyucian dan dapat langsung masuk surga.”
Ia dipindahkan ke rumah sakit di Monza, Italia, dan dalam beberapa hari ia menderita pendarahan otak dan jatuh koma. Carlo Acutis dinyatakan meninggal tanggal 12 Oktober di usia 15 tahun.
“Dia menjadi pastor dari surga,” kata ibunya.
Gereja tempat upacara pemakamannya diadakan digambarkan dipenuhi orang-orang yang telah ia bantu sepanjang hidupnya yang singkat.
Awalnya dimakamkan di permakaman di Desa Ternengo, jenazahnya dimakamkan kembali pada bulan Januari 2007 di Assisi. Assisi dipilih karena pengabdiannya kepada Santo Fransiskus dari Assisi.
Proses beatifikasi dan kanonisasi Acutis dibuka pada tahun 2012 dan mendapat persetujuan dari Takhta Suci pada tahun berikutnya. Pada tanggal 5 Juli 2018, ia dinyatakan sebagai “Yang Terhormat” oleh Paus Fransiskus.
Mukjizat pertamanya dikaitkan dengannya pada awal tahun 2020. Seorang anak laki-laki Brasil lahir dengan pankreas cacat. Ia sembuh setelah berdoa kepada Carlo Acutis untuk perantaraannya dan menerima salah satu relikuinya.
Carlo Acutis dibeatifikasi, atau dinyatakan “Venerable” atau Yang Terhormat, oleh Fransiskus pada tanggal 10 Oktober 2020. Pada bulan Mei 2024, Paus Fransiskus mengakui mukjizat kedua yang dikaitkan dengan perantaraan Carlo Acutis. Peristiwa itu akhirnya membuka jalan bagi kemungkinan kanonisasinya pada tahun 2025.
Karena situs web mukjizatnya, Carlo Acutis populer sebagai “santo pelindung internet” saat perjuangannya untuk menjadi orang suci sedang berlangsung. Ia juga dijuluki sebagai “santo milenial pertama”. Pasalnya, Carlo Acutis adalah orang pertama dari generasi milenial yang menjadi kandidat untuk menjadi orang suci atau santo.
Baca Juga: Seperti Apa Keseharian Paus Fransiskus Semasa Hidupnya di Vatikan?
Source | : | britannica,Vatican News |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR