Sabrina Kopf melihat hasil risetnya sebagai langkah maju yang penting, tidak hanya dalam bidang medis. "Hasil proyek saya adalah langkah kecil maju dalam penelitian biomedis," tuturnya merendah.
Ia berharap karyanya dapat "menginspirasi peneliti lain untuk mengeksplorasi potensi tekstil dalam aplikasi medis." Ia juga menekankan koneksi risetnya dengan tujuan pembangunan berkelanjutan global, seperti yang diusung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Kemampuan memproduksi serat dari PHA tidak hanya bermanfaat bagi sektor perawatan kesehatan, meskipun itu adalah pendekatan tesis saya," paparnya.
"Serat ini juga dapat digunakan dalam aplikasi tekstil lainnya dan berkontribusi dalam segala aspek di mana tekstil terlibat dalam tujuan pembangunan berkelanjutan PBB, karena PHA dan produknya bersifat biodegradable dan tidak berdampak negatif pada lingkungan," jelasnya, menghubungkan inovasi material dengan keberlanjutan lingkungan.
Dengan selesainya disertasinya yang berhasil, Sabrina Kopf kini bersiap untuk melanjutkan kontribusinya dalam pengembangan material serat canggih. Ia akan memulai posisi sebagai peneliti dalam pelelehan lelehan (melt spinning) di RISE, sebuah lembaga penelitian dan inovasi terkemuka di Swedia.
Bekerja di departemen pengembangan serat RISE, ia akan terus menggali potensi teknologi serupa yang menjadi fondasi dari penelitian doktoralnya yang membuka harapan baru bagi penyembuhan tulang yang lebih baik di masa depan.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
KOMENTAR