Setelah serat berhasil diciptakan, langkah krusial berikutnya adalah menguji interaksi material tersebut dengan sel-sel hidup. Serat-serat ini kemudian diuji dengan sel-sel tulang untuk mengamati apakah sel-sel tersebut dapat bertahan hidup, menempel, dan berkembang pada material baru tersebut. Hasilnya sangat menjanjikan.
"Ternyata, dimungkinkan untuk menghasilkan serat dengan kekuatan yang serupa dengan tulang," ungkap Kopf dengan optimis mengenai sifat mekanik material yang ia kembangkan. Lebih jauh lagi, potensi penggunaan serat ini dalam aplikasi medis semakin diperkuat dengan keberhasilannya membentuk struktur tekstil sederhana.
"Selain itu, kami juga berhasil membuat struktur tekstil sederhana berupa rajutan dan tenunan dari serat-serat ini," tambahnya. Namun, temuan paling penting adalah bagaimana sel-sel tulang berinteraksi dengan material tersebut.
"Sel-sel tulang melekat pada permukaan material dan tampak sehat, yang merupakan pertanda baik untuk potensi penggunaannya dalam aplikasi medis," tegas Kopf, menunjukkan bahwa material ini kompatibel dan mendukung pertumbuhan sel tulang.
Penting untuk dipahami mengapa riset seperti ini begitu krusial. Tulang, setelah darah, merupakan jaringan kedua yang paling sering ditransplantasikan di dunia, menggarisbawahi besarnya kebutuhan global akan solusi efektif untuk mengatasi kehilangan atau kerusakan tulang.
Saat ini, metode standar sering kali melibatkan pengambilan tulang dari bagian tubuh pasien sendiri (disebut cangkok tulang autologus), biasanya dari panggul atau tulang kering, untuk ditransplantasikan ke area yang membutuhkan.
Metode cangkok autologus ini, meskipun efektif, memiliki keterbatasan signifikan. "Hal ini membatasi jumlah tulang yang tersedia untuk dicangkok," jelas Kopf. Selain itu, proses ini juga membawa risiko tambahan bagi pasien. "Di samping itu, risiko komplikasi pada lokasi donor juga tinggi, seperti infeksi, nyeri kronis, atau bahkan patah tulang di lokasi pengambilan," tambahnya.
Penggunaan material sintetis yang dirancang khusus seperti serat PHA menawarkan solusi potensial untuk mengatasi masalah-masalah ini, dengan menyediakan sumber material pengganti tulang yang tidak terbatas dan mengurangi risiko komplikasi di lokasi donor.
Di luar potensi medisnya, serat PHA memiliki keunggulan signifikan lainnya: keramahan lingkungan. Material ini dapat diproduksi menggunakan limbah sebagai bahan baku, menjadikannya pilihan yang sangat berkelanjutan dari sisi sumber daya.
Yang lebih penting lagi, serat PHA sepenuhnya biodegradable. Serat ini dapat terurai secara alami di berbagai jenis lingkungan, baik itu di dalam tubuh, tanah, atau air, tanpa meninggalkan residu mikroplastik yang berbahaya bagi ekosistem.
Baca Juga: Kemitraan dan Pendanaan Berkelanjutan: Kunci Sinergi Konservasi dalam Mangrove Breakthrough
KOMENTAR