Singgasana yang ditinggikan ini memungkinkan Paus untuk lebih terlihat di tengah keramaian. “Juga menambah kesan hormat pada penampilannya di depan publik,” ungkap Rene Ostberg di laman Britannica.
Kursi yang lebih kecil, yang dikenal sebagai sediola, digunakan untuk ruang yang lebih kecil dan dibawa oleh 8 orang. Di era modern, sediari biasanya mengenakan jas hitam, bukan kostum merah.
Saat Paus diangkat tinggi-tinggi, dua orang yang menyertainya berdiri di kedua sisi singgasana dengan kipas besar (flabella). Terbuat dari bulu burung unta putih, flabella menambah kesan keagungan. Selain itu juga membantu menjaga Paus tetap sejuk dan mengusir serangga selama prosesi musim panas.
Beberapa takhta ini diberi tutup, menyerupai kereta kuda, seperti milik Paus Leo XIII (memerintah 1878–1903). Paus terakhir yang menggunakan sedia gestatoria adalah Paus Yohanes Paulus I pada tahun 1978.
Penggunaannya berakhir hanya karena Paus berikutnya, Yohanes Paulus II (memerintah 1978–2005), menolak untuk menggunakannya. Penolakan itu mencerminkan serangkaian modernisasi kepausan.
Pendahulu lain dari mobil Paus modern adalah kereta kuda. Kereta kuda diyakini pertama kali digunakan oleh Pius VII yang baru terpilih pada tahun 1800. Saat itu, ia tiba di Roma untuk mengambil alih kepemimpinan gereja. Tidak seperti biasanya, konklaf diadakan di Venesia, bukan Roma karena kendali Napoleon atas Italia pada saat itu.
Kereta kepausan berikutnya termasuk Grand Gala Berlin. Kereta ini adalah kereta kayu besar dan berhias indah yang dibuat untuk Paus Leo XII (memerintah 1823–1829).
Kereta ini memiliki interior beludru merah yang empuk. Singgasana terletak di belakang kompartemen penumpang. Grand Gala Berlin memiliki banyak hiasan emas, dengan bulu-bulu emas mencuat dari atas kompartemen.
Di antara ikonografi Grand Gala Berlin adalah lambang kepausan, timbangan keadilan, dan seekor merpati (yang melambangkan Roh Kudus). Kursi pengemudi dilepas selama masa kepausan Gregorius XVI pada tahun 1841 dan diganti dengan dua patung kerubim. Setelah modifikasi ini, kereta tersebut dikemudikan oleh kusir yang menunggang kuda.
Terakhir kali kereta kepausan digunakan adalah pada bulan September 1870 oleh Paus Pius IX. Paus Pius IX melakukan perjalanan ke Basilika Santa Maria del Popolo di Roma. Bulan berikutnya, Negara Kepausan dibubarkan dan Roma dianeksasi ke Kerajaan Italia yang baru.
Baca Juga: Dikaitkan dengan Kematian Paus Fransiskus, Mengapa Ramalan Nostradamus Sangat Terkenal?
Source | : | Britannica,Vatican News |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR