Krisis pengungsi dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya akan membebani negara-negara tetangga seperti China, Afghanistan, dan Iran, serta negara-negara lain di seluruh dunia.
Respons internasional akan menjadi rumit dan berpotensi memicu eskalasi lebih lanjut. Dewan Keamanan PBB kemungkinan akan turun tangan, namun aliansi global dan kepentingan strategis negara-negara besar dapat menarik mereka ke dalam pusaran konflik.
Amerika Serikat, China, dan Rusia—semua kekuatan nuklir dengan kepentingan signifikan di Asia Selatan—mungkin terpaksa mengambil tindakan, baik secara diplomatik maupun militer, dengan risiko eskalasi yang mengerikan.
Upaya non-proliferasi global, seperti Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), bisa runtuh, memicu negara-negara lain untuk mempertimbangkan kembali pengembangan senjata nuklir sebagai cara untuk memastikan keamanan mereka sendiri.
Adakah Jalan Kembali dari Jurang Ini?
Meskipun permusuhan seringkali memuncak dan retorika memanas, India dan Pakistan secara mengejutkan berhasil menghindari perang skala penuh sejak konflik Kargil pada tahun 1999.
Mereka berhasil melewati momen-momen kritis, termasuk serangan terhadap Parlemen India pada tahun 2001 dan episode Pulwama-Balakot pada tahun 2019, tanpa melintasi batas perang konvensional skala penuh, apalagi nuklir.
Kedua negara memiliki saluran komunikasi darurat, jalur diplomatik rahasia, dan selalu berada di bawah tekanan global yang signifikan untuk meredakan ketegangan.
Tentu saja, risiko mengerikan itu tetap ada. Senjata nuklir, pada dasarnya, diciptakan untuk mencegah perang, bukan untuk benar-benar digunakan.
Namun, dalam dunia yang penuh ketidakpastian, di mana salah perhitungan, penilaian yang keliru, atau bahkan alarm palsu dapat dengan cepat memicu serangkaian peristiwa yang tak terkendali, bahkan pencegahan nuklir yang paling kuat pun tidak sepenuhnya menjamin keamanan.
Bayangan kiamat nuklir tetap menjadi ancaman nyata yang menggantung di atas kepala miliaran orang di Asia Selatan dan di seluruh dunia.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
KOMENTAR