Nationalgeographic.co.id—Bayangkan Anda Melangkah masuk ke museum sejarah alam dan berhadapan langsung dengan fosil dinosaurus. Atau jika Anda menyaksikan model animatronik. Keduanya bisa menjadi petualangan.
Namun, imajinasi kita tidak akan pernah cukup untuk membantu kita membayangkan makhluk yang telah lama hilang ini hidup kembali. Kita juga mungkin sulit untuk menjembatani kesenjangan antara masa lalu dan masa kini.
Ketika pertama kali dirilis 30 tahun yang lalu, film Jurassic Park memicu gelombang antusiasme terhadap dinosaurus. Minat terhadap dinosaurus pun masih membara hingga saat ini. Sekuel, acara TV animasi dan merambah ke dalam video game, membantu menginspirasi para penggemar dinosaurus. Semua itu juga memberikan dorongan bagi dunia paleontologi.
Bagi orang-orang dari segala usia, dinosaurus tidak pernah gagal membangkitkan rasa kagum.
Kita belum memiliki sarana untuk menghidupkan kembali dinosaurus yang muncul di Jurassic Park. Tapi kita dapat menciptakan kembali suasana yang sama dengan melihat langsung hewan raksasa lainnya. Jadi, alih-alih menjadi mangsa T-rex atau spinosaurus, kita masih bisa mengunjungi pulau-pulau dan lokasi tertentu yang mirip dengan Jurassic Park di masa kini.
Kepulauan Galapagos, Ekuador
Di Kepulauan Galapagos, kura-kura raksasa besar bergerak anggun bak triceratops. Sementara itu, ada iguana laut yang menyerupai Godzilla mini. Bahkan ada iguana darat berwarna kuning-oranye yang hidup berdampingan dengan spesies merah muda dan hitam.
Tempat ini jelas merupakan lokasi terdekat yang bisa Anda kunjungi di Jurassic Park secara geografis. Serial film Jurassic Park berlatar di Isla Sorna, pulau fiksi di lepas pantai Kosta Rika di Amerika Tengah. Sementara kepulauan Galapagos dapat ditemukan di lepas pantai negara tetangga Ekuador di Amerika Selatan.
Sama seperti raksasa dalam film, tidak satu pun dari dinosaurus mini ini yang tampak takut pada manusia. Karakteristik ini berasal dari evolusi mereka di pulau tanpa predator. Sayangnya, sifat ini berakibat fatal bagi burung dodo di pulau Mauritius di Samudra Hindia, tempat manusia memangsa mereka hingga punah.
Di sinilah Charles Darwin melakukan banyak penelitiannya dan karenanya menjadi kunci untuk memahami evolusi. Pengunjung pulau-pulau tersebut juga ditawarkan banyak kesempatan untuk melihat penguin dan berbagai spesies burung.
Sementara dinosaurus dalam serial film Jurassic Park mungkin merupakan perusak ekosistem “buatan manusia”. Ironisnya Jurassic Park alami ini menghadapi tantangannya sendiri berkat spesies yang diperkenalkan. Seperti kambing liar, anjing, dan spesies tanaman invasif lainnya.
Baca Juga: Satu-satunya yang Tersisa, Bagaimana Dinosaurus Berevolusi Menjadi Burung?
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR