Bagian roket yang tertinggal di orbit dapat bertabrakan dan menciptakan ribuan serpihan kecil, memicu efek domino tabrakan yang dikenal sebagai Kessler syndrome, yang bisa membuat orbit rendah Bumi (LEO) tidak bisa digunakan lagi.
Satelit juga mengganggu astronomi optik dan radio. Pantulan cahaya mengganggu pengamatan langit, sementara kebocoran radiasi dari satelit seperti Starlink merusak sinyal radio penting bagi astronomi. Jika jumlah satelit mencapai batas maksimum, beberapa jenis astronomi bisa menjadi mustahil dilakukan.
Peluncuran roket turut menyumbang emisi gas rumah kaca, bahkan satu peluncuran bisa menghasilkan emisi karbon hingga 10 kali lipat penerbangan komersial.
Selain itu, saat satelit terbakar saat reentry, mereka melepaskan polusi logam ke atmosfer. Penelitian awal menunjukkan hal ini bisa berpotensi mengganggu medan magnet Bumi.
Meski satelit swasta memberi manfaat seperti internet global, banyak ahli menyerukan untuk memperlambat laju peluncuran sampai ada regulasi internasional yang lebih jelas.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR