Nationalgeographic.co.id—Sejak temuan dinosaurus pertama yang diberi nama pada dua abad silam, para ahli paleontologi telah membuat kemajuan besar dalam mengungkap kehidupan reptil purba yang menarik dan rumit ini.
Pada tanggal 20 Februari 1824, selama pertemuan Geological Society of London, paleontolog William Buckland secara resmi memperkenalkan Megalosaurus. Megalosaurus adalah dinosaurus pertama yang dideskripsikan oleh para ilmuwan. Namun, butuh 18 tahun lagi sebelum Richard Owen menciptakan kata "dinosaurus".
Dalam 200 tahun sejak pertemuan tersebut, kita telah mempelajari lebih banyak tentang bagaimana dinosaurus. Mulai dari bagaimana dinosaurus berevolusi, seperti apa bentuknya, bagaimana perilakunya, dan apa yang akhirnya terjadi pada mereka.
Penemuan fosil baru dan pengembangan teknik baru untuk mempelajarinya telah memungkinkan para ilmuwan untuk menyelidiki kehidupan reptil purba ini. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Beberapa dari penemuan ini begitu penting sehingga secara drastis mengubah cara kita memandang dinosaurus.
1. Dinosaurus pertama yang diberi nama
Fosil dinosaurus telah digali jauh sebelum spesies pertama dideskripsikan. Saat itu, arkeolog belum tahu apa itu dinosaurus. Sehingga, mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap fosil dinosaurus.
Baru pada sekitar tahun 1818, William Buckland, dari Universitas Oxford, memutuskan untuk mempelajari lebih rinci sejumlah fosil. Fosil dinosaurus yang diteliti ditemukan di sekitar Oxfordshire.
Dengan bantuan ilmuwan lain, Buckland menyimpulkan bahwa fosil tersebut termasuk jenis kadal raksasa yang berjalan dengan empat kaki. “Kadal itu akhirnya diberi nama Megalosaurus bucklandii untuk menghormatinya,” tulis Emma Caton di laman National History Museum.
Fosil dinosaurus lain awalnya dikaitkan dengan Megalosaurus. Hal ini berlangsung hingga penemuan lebih lanjut mengungkapkan keragaman yang lebih besar dari kelompok reptil ini.
Ahli paleontologi Stephen Brusatte mengatakan, “Pada tahun 1820-an dan 1830-an orang-orang mulai menyadari bahwa ada kelompok hewan reptil yang cukup besar dan telah punah.”
Orang-orang telah menemukan tulang-tulang dinosaurus di seluruh dunia selama ribuan tahun sebelumnya. Penduduk asli Amerika dan suku di Asia Tengah dan Amerika Selatan memiliki cerita tentang makhluk-makhluk yang didasarkan pada penemuan fosil.
“Namun 200 tahun yang lalu, sekelompok ilmuwan profesional menyadari bahwa kelompok reptil raksasa yang telah punah ini memang ada,” tambah Brusatte.
2. Mata rantai yang hilang
Archaeopteryx adalah salah satu fosil paling terkenal di dunia. Fosil ini secara luas dianggap sebagai mata rantai yang hilang antara dinosaurus dan burung. Fosilnya memperlihatkan perpaduan sempurna antara ciri burung dan reptil. Akan tetapi, mata rantai ini tidak sepenuhnya dipahami pada saat penemuannya.
Kerangka Archaeopteryx pertama ditemukan di Jerman pada tahun 1861. Penemuan luar biasa ini memiliki jejak bulu yang jelas di sekeliling kerangkanya. Burung belum dikenal sejak lama, jadi fosil ini digambarkan sebagai salah satu burung pertama.
Hanya 2 tahun sebelumnya, Charles Darwin menerbitkan buku revolusionernya On the Origin of Species. Thomas Huxley, yang merupakan murid besar Darwin, adalah salah satu orang pertama yang menyadari pentingnya Archaeopteryx. Huxley menyadari adanya kemiripan antara Archaeopteryx dan beberapa kerangka dinosaurus pemakan daging.
Spesimen lain yang terawetkan dengan baik akhirnya ditemukan, yang menunjukkan bahwa meskipun Archaeopteryx memiliki bulu seperti burung, ia juga memiliki gigi, jari bercakar, dan serangkaian tulang panjang sebagai ekor. Dengan kata lain, ciri-ciri yang tidak ada pada burung yang masih hidup.
Lebih dari satu abad setelah penemuan Archaeopteryx, teori bahwa burung berevolusi dari dinosaurus diterima secara luas.
3. Reptil herbivora prasejarah raksasa
Setahun setelah Megalosaurus diberi nama, reptil prasejarah raksasa kedua, yang disebut Iguanodon, dideskripsikan. Penemuan ini merupakan penemuan yang sangat penting.
Iguanodon adalah reptil prasejarah raksasa pertama yang ditemukan sebagai herbivora. “Pada saat itu, sebagian besar reptil dianggap memakan daging atau serangga,” ungkap Caton lagi. Jadi, menemukan reptil dalam skala ini yang hanya memakan tumbuhan dianggap sebagai sesuatu yang revolusioner.
Bukti pertama yang diketahui tentang Iguanodon adalah kumpulan gigi yang ditemukan di pinggir jalan oleh Mary Ann Mantell. Gigi yang telah menjadi fosil itu menyerupai gigi iguana hidup yang diperbesar. Itulah asal muasal nama Iguanodon, yang berarti gigi iguana.
4. Dinosaurus sebagai induk
Pada 1923, ilmuwan American Museum of Natural History menemukan fosil pertama yang secara luas dianggap sebagai telur dinosaurus. Ditemukan di Gurun Gobi di Mongolia, telur-telur tersebut awalnya dianggap milik Protoceratops. Sisa-sisa protoceratops sering ditemukan di daerah tersebut.
Baru pada tahun 1990-an, telur-telur tersebut dibandingkan dengan fosil-fosil lain. Para ilmuwan menyadari bahwa telur-telur tersebut kemungkinan besar milik hewan-hewan seperti Oviraptor.
Penemuan telur tersebut merupakan wawasan penting pertama tentang bagaimana dinosaurus tumbuh dan bereproduksi. Penemuan ini juga membuka pintu untuk mempelajari lebih lanjut tentang perilaku sosial mereka.
Penemuan besar berikutnya terjadi pada tahun 1980-an. Saat itu para paleontologi menemukan sarang milik dinosaurus berparuh bebek Maiasaura di Montana. Di samping sarang-sarang tersebut terdapat fosil telur, anakan, dan dinosaurus dewasa.
Fosil-fosil yang terpelihara dengan sangat baik ini merupakan bukti kuat pertama tentang bagaimana dinosaurus memberi makan dan merawat keturunannya. Hal tersebut juga memicu diskusi tentang kehidupan sosial dinosaurus yang kompleks.
Sebanyak 14 sarang ditemukan di satu area situs tersebut, yang dikenal sebagai Egg Mountain. Jadi, beberapa ilmuwan percaya bahwa Maiasaura mungkin bersarang dalam koloni.
5. Burung sebagai dinosaurus yang masih hidup
Setelah gelombang awal “demam” dinosaurus pada abad ke-19, minat mulai mereda sepanjang awal 1900-an. Namun minat tumbuh lagi pada 1960-an ketika hubungan antara dinosaurus dan burung mulai mendapatkan momentum.
Kebangkitan dinosaurus baru ini dipicu oleh penemuan Deinonychus antirrhopus pada 1964 oleh paleontologis John Ostrom. Ia melihat fosil tersebut tampak seperti burung, terutama tangan dan pinggulnya. Ostrom menyarankan bahwa burung mungkin berevolusi dari dinosaurus. Pendapatnya adalah pandangan yang sangat kontroversial pada saat itu dan membuka perdebatan tentang nenek moyang burung yang sebenarnya.
Hingga saat ini, dinosaurus dipandang sebagai kadal besar yang lamban. Fosil Deinonychus membalikkan gambaran ini karena menunjukkan predator kecil, berkaki dua, dan bergerak cepat. Jelas bahwa dinosaurus ini sangat dinamis, sehingga memicu perdebatan tentang apakah dinosaurus berdarah panas atau tidak.
6. Dinosaurus berbulu
Penemuan paling signifikan juga terjadi di Tiongkok pada tahun 1990-an. Fosil dinosaurus Sinosauropteryx menunjukkan adanya struktur seperti bulu.
Penemuan tersebut adalah bukti jelas pertama tentang dinosaurus non-unggas yang memiliki bulu. Penemuan ini juga penting karena perdebatan tentang hubungan antara burung dan dinosaurus masih berlangsung. Pada akhir tahun 1980-an, semakin diterima bahwa burung kemungkinan besar merupakan keturunan dinosaurus. Penemuan bulu merupakan katalis terakhir untuk mendukung teori ini.
7. Perang Tulang atau Bone Wars
Perang Tulang menonjol sebagai salah satu periode perburuan fosil yang paling signifikan dan intens dalam sejarah paleontologi.
Pada tahun 1870-an, minat terhadap dinosaurus tumbuh pesat. Persaingan sengit muncul pada akhir tahun 1800-an antara dua paleontologis, Othniel Charles Marsh dan Edward Drinker Cope. Kedua pria itu berjuang tanpa henti untuk menemukan dan memberi nama dinosaurus terbanyak.
Seiring berjalannya waktu, perseteruan menjadi semakin sengit. Marsh dan Cope menggunakan taktik seperti memata-matai, mencuri, dan bahkan menghancurkan fosil untuk kemajuan masing-masing. Persaingan tersebut akhirnya merusak reputasi profesional dan ilmiah mereka.
Yang muncul dari periode ini adalah peningkatan signifikan dalam pengetahuan tentang dinosaurus Amerika Utara. Termasuk penemuan banyak spesimen yang hampir lengkap. Secara keseluruhan, kedua pria tersebut mendeskripsikan 136 spesies dinosaurus. Termasuk beberapa nama terkenal seperti Stegosaurus, Triceratops, Allosaurus, Diplodocus, dan Brontosaurus.
Peneliti dinosaurus, Profesor Paul Barrett, mengatakan, “Penemuan di Amerika Barat memberi pertama kerangka dinosaurus yang lengkap. Kami telah menemukan potongan kerangka dinosaurus di Eropa selama 50 tahun sebelumnya. Tapi sebenarnya hanya beberapa penemuan penting dan sebagian besar masih cukup tidak lengkap.”
Selama Perang Tulang, banyak materi dibawa kembali yang mampu memberi pandangan yang lebih lengkap tentang seperti apa rupa dinosaurus. Hal ini berdampak pada pemahaman lebih lanjut tentang biologi dan bagaimana dinosaurus saling terkait. Jadi, penemuan ini merupakan lompatan besar dalam memahami dinosaurus saat itu.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | National History Museum |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR