Penemuan paling signifikan juga terjadi di Tiongkok pada tahun 1990-an. Fosil dinosaurus Sinosauropteryx menunjukkan adanya struktur seperti bulu.
Penemuan tersebut adalah bukti jelas pertama tentang dinosaurus non-unggas yang memiliki bulu. Penemuan ini juga penting karena perdebatan tentang hubungan antara burung dan dinosaurus masih berlangsung. Pada akhir tahun 1980-an, semakin diterima bahwa burung kemungkinan besar merupakan keturunan dinosaurus. Penemuan bulu merupakan katalis terakhir untuk mendukung teori ini.
7. Perang Tulang atau Bone Wars
Perang Tulang menonjol sebagai salah satu periode perburuan fosil yang paling signifikan dan intens dalam sejarah paleontologi.
Pada tahun 1870-an, minat terhadap dinosaurus tumbuh pesat. Persaingan sengit muncul pada akhir tahun 1800-an antara dua paleontologis, Othniel Charles Marsh dan Edward Drinker Cope. Kedua pria itu berjuang tanpa henti untuk menemukan dan memberi nama dinosaurus terbanyak.
Seiring berjalannya waktu, perseteruan menjadi semakin sengit. Marsh dan Cope menggunakan taktik seperti memata-matai, mencuri, dan bahkan menghancurkan fosil untuk kemajuan masing-masing. Persaingan tersebut akhirnya merusak reputasi profesional dan ilmiah mereka.
Yang muncul dari periode ini adalah peningkatan signifikan dalam pengetahuan tentang dinosaurus Amerika Utara. Termasuk penemuan banyak spesimen yang hampir lengkap. Secara keseluruhan, kedua pria tersebut mendeskripsikan 136 spesies dinosaurus. Termasuk beberapa nama terkenal seperti Stegosaurus, Triceratops, Allosaurus, Diplodocus, dan Brontosaurus.
Peneliti dinosaurus, Profesor Paul Barrett, mengatakan, “Penemuan di Amerika Barat memberi pertama kerangka dinosaurus yang lengkap. Kami telah menemukan potongan kerangka dinosaurus di Eropa selama 50 tahun sebelumnya. Tapi sebenarnya hanya beberapa penemuan penting dan sebagian besar masih cukup tidak lengkap.”
Selama Perang Tulang, banyak materi dibawa kembali yang mampu memberi pandangan yang lebih lengkap tentang seperti apa rupa dinosaurus. Hal ini berdampak pada pemahaman lebih lanjut tentang biologi dan bagaimana dinosaurus saling terkait. Jadi, penemuan ini merupakan lompatan besar dalam memahami dinosaurus saat itu.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | National History Museum |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR