Upacara tersebut berpotensi memiliki fungsi simbolis dalam kohesi antara manusia dan identitas militer. Babi, dan khususnya babi hutan, memiliki nilai ikonik dalam budaya perang Romawi. Babi hutan adalah simbol Legio X. Babi juga sering kali digunakan dalam sumpah dan ritual pengurbanan. Mungkin untuk mempererat ikatan antara prajurit dan para dewa, bahkan dalam kematian.
Penemuan ini mengisi celah penting antara apa yang ditulis oleh penulis kuno dan apa yang telah digali oleh para arkeolog. Selama berabad-abad, para ilmuwan mengetahui tentang pesta pemakaman Romawi, babi kurban, dan pemakaman simbolis sisa-sisa hewan. “Namun tidak ada bukti konklusif tentang bagaimana atau di mana hal ini dilakukan yang pernah digali di Romawi Timur,” tambah Sahir.
Para peneliti memperkirakan bahwa Legio hanyalah awal dari banyak situs lain seperti itu. Dengan adanya temuan ini, para arkeolog kini dapat kembali dan mengunjungi permakaman Romawi lainnya. Mereka juga bisa menganalisis ulang tempat penyimpanan tulang yang sebelumnya disalahartikan sebagai sampah.
Warisan Ritual Perbatasan Roma
Semakin banyak permukiman militer Romawi ditemukan di seluruh Timur Dekat. Namun temuan seperti lubang rahang babi di Legio meruntuhkan gagasan bahwa pasukan perbatasan menganut sepenuhnya cara-cara lokal. Sebaliknya, penemuan-penemuan ini menunjukkan bahwa para legiuner secara aktif melestarikan praktik-praktik keagamaan Romawi. Bahkan di lokasi-lokasi yang jauh dari Roma. Mereka juga mempraktikkan ritual khas Romawi ke dalam lanskap-lanskap baru.
Kuburan babi ini bukan sekadar keanehan. Kuburan itu adalah simbol kesinambungan spiritual. Gema sederhana namun kuat dari upaya Romawi untuk memaksakan ketertiban, ritual, dan identitas pada wilayah-wilayah terluarnya. Bahkan dalam hal kematian.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR