Mitos 2: Semua dinosaurus bersisik
Ketika dinosaurus pertama kali ditemukan, tampak jelas bahwa karena mereka berkerabat dengan buaya dan kadal, mereka pasti bersisik. Dan banyak dinosaurus – termasuk dinosaurus paruh bebek, dinosaurus bertanduk, sauropoda, dan dinosaurus berlapis baja – memang memiliki jejak sisik. “Namun pada tahun 1970-an, ahli paleontologi mulai bertanya-tanya apakah beberapa dinosaurus mungkin berbulu, seperti kerabat burung mereka?” tulis Nicholas R. Longrich di laman The Conversation.
Pertanyaan itu dianggap spekulasi liar pada saat itu. Namun, pada tahun 1997 seekor dinosaurus karnivora kecil bernama Sinosauropteryx ditemukan tidak ditutupi sisik. Alih-alih sisik, Sinosauropteryx ditutupi oleh bulu halus. Sejak saat itu, bulu telah ditemukan pada ornithopod pemakan tumbuhan, heterodontosaurus bertaring, dan banyak famili dinosaurus karnivora. Termasuk Tyrannosauridae. Penemuan tersebut menunjukkan bahwa bisa saja T. rex juga ditutupi bulu, bukan sisik.
Mitos 3: Semua dinosaurus punah
Asteroid itu hampir memusnahkan dinosaurus. T. rex, Triceratops, dan yang lainnya punah. Namun segelintir dinosaurus berbulu kecil, mungkin kurang dari selusin spesies, bertahan hidup. Mereka adalah burung — sepupu T. rex dan Velociraptor yang kecil dan bisa terbang, serta keturunan langsung dari dinosaurus karnivora.
Dan mereka tidak hanya bertahan hidup, tetapi juga berkembang, berevolusi menjadi sekitar sepuluh ribu spesies burung.
Mitos 4: Dinosaurus adalah orang tua yang buruk
Kebanyakan reptil hanya mengubur telurnya dan pergi begitu saja. Mereka meninggalkan keturunannya untuk berjuang sendiri sebaik mungkin. Pola asuh yang tidak melibatkan tangan ini berisiko. Seekor penyu laut harus bertelur ribuan kali selama hidupnya untuk melihat beberapa telur tumbuh dewasa.
Dinosaurus pernah dianggap menggunakan strategi yang sama, yaitu “bertelur dan meninggalkannya”. Sekarang kita tahu bahwa itu salah.
Kerabat dinosaurus yang masih hidup, yaitu burung dan buaya, menjaga telur dan anak-anaknya. Jadi, masuk akal jika dinosaurus juga melakukan hal yang sama. Dan sekarang ada buktinya.
Ketika ekspedisi ke Gurun Gobi menemukan seekor dinosaurus di atas sekumpulan telur. “Diasumsikan bahwa dinosaurus itu mati saat menjarah sarang,” tambah Longrich. Dinosaurus itu diberi nama Oviraptor, atau “pencuri telur”.
Namun kemudian lebih banyak kerangka ditemukan di atas sekumpulan telur, duduk di atasnya seperti burung yang sedang mengerami telur. Ternyata Oviraptor tidak memakan telur. Sebaliknya, ia justru menjaga sarang dan telurnya.
Source | : | The Conversation |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR