Mitos 5: Dinosaurus ditakdirkan punah
Kepunahan dinosaurus selama ini dianggap sebagai kegagalan dinosaurus itu sendiri. Yaitu kegagalan beradaptasi dengan lingkungan yang berubah. Kenyataannya, dinosaurus beragam selama lebih dari 100 juta tahun. Fosilnya ditemukan di Amerika Utara dan Selatan, Asia, Eropa, Afrika, dan bahkan Antartika.
Beberapa pihak berpendapat bahwa keragaman ini menurun. Tapi fosil menunjukkan bahwa dinosaurus tetap tersebar luas, umum, dan beragam hingga 66 juta tahun yang lalu. Saat itu, sebuah asteroid menghantam Bumi di tempat yang sekarang disebut Meksiko. Puing-puing akibat benturan tersebut menghalangi sinar matahari dan membuat dunia menjadi gelap gulita. Hilangnya dinosaurus bukanlah takdir – melainkan kecelakaan kosmik. Jika asteroid menyimpang sepersekian derajat, dinosaurus akan tetap menguasai planet ini.
Mitos 6: Dinosaurus semuanya berwarna hijau dan cokelat
Lukisan-lukisan awal dinosaurus cenderung memiliki palet warna yang suram. Hewan-hewan tampak monoton dengan warna abu-abu, hijau, dan cokelat yang suram. Jika era Mesozoikum benar-benar suram, tidak heran mereka punah. Namun pada kenyataannya warna-warna dinosaurus jauh lebih cerah, bahkan mencolok.
Penelitian tentang sisik dan bulu dinosaurus telah mengungkap jejak melanin. Pigmen yang sama juga memberi warna pada sisik kadal, bulu burung, dan rambut kita. Analisis menunjukkan bahwa dinosaurus memiliki berbagai macam warna termasuk hitam, putih, dan merah. Beberapa dinosaurus yang suka pamer bahkan memiliki kilau warna-warni pada bulunya.
Tidak hanya itu, banyak dinosaurus yang memiliki pola bintik-bintik dan garis-garis mencolok, perut putih, dan punggung gelap. Beberapa pola ini mungkin berevolusi sebagai kamuflase. Tujuannya adalah untuk membantu dinosaurus bersembunyi dari predator dan mangsa. Namun, warna-warna cerah dan pola mencolok akan menarik perhatian calon pasangan, seperti ekor burung merak.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | The Conversation |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR