Nationalgeographic.co.id—Perjalanan udara tentu saja merupakan salah satu pencapaian terbesar umat manusia. Perjalanan udara dengan pesawat membuka dunia. Penerbangan juga memungkinkan orang untuk bepergian ke negeri-negeri yang jauh hanya dalam hitungan jam.
Namun, ada kecemasan seputar perjalanan udara, ketakutan akan apa yang akan terjadi jika terjadi sesuatu yang salah. Ketakutan ini tidaklah konyol. Pasalnya, telah terjadi banyak kecelakaan penerbangan yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa. Kecelakaan yang terbaru adalah kecelakaan pesawat Air India A1-171 yang jatuh di Ahmedabad tidak lama setelah lepas landas.
Kecelakaan pesawat merupakan tragedi yang luar biasa dan sangat menyedihkan. Kecelakaan pesawat terburuk dalam sejarah dunia mendatangkan malapetaka bagi jiwa para pelancong di seluruh dunia.
Kecelakaan pesawat Air India A1-171 yang terjadi pada 12 Juni 2024 menewaskan sekitar 241 orang. Selain itu, ada beberapa kecelakaan pesawat terburuk sepanjang sejarah dunia.
Kecelakaan Turkish Airlines Flight 981
Tanggal: 3 Maret 1974
Penyebab: Kerusakan mekanis
Jumlah korban tewas: 346
Dalam perjalanan dari Istanbul ke Eropa Barat, Turkish Airlines Flight 981 mengalami kerusakan mekanis yang parah. Kerusakan mekanis itu mengakibatkan pesawat jatuh ke hutan di Ermenonville, Prancis.
Pintu ruang kargo yang tidak tertutup rapat menyebabkan pesawat kehilangan tekanan di tengah penerbangan. Serta mengakibatkan beberapa orang tersedot keluar dari pesawat.
Penurunan tekanan tersebut menyebabkan kerusakan besar pada pesawat. Termasuk mesin yang hancur dan sebagian lantai kabin penumpang runtuh. “Tidak ada korban selamat yang ditemukan di lokasi kecelakaan,” tulis Eric Luis di laman Ranker.
Baca Juga: Bagaimana Burung Bisa Menyebabkan Kecelakaan Pesawat yang Fatal?
Bencana Bandara Tenerife
Tanggal: 27 Maret 1977
Penyebab: Tabrakan landasan pacu
Jumlah korban tewas: 583
Bencana Tenerife adalah kecelakaan penerbangan terburuk yang tidak terkait terorisme dalam sejarah dunia. Kecelakaan itu menewaskan hampir 600 orang secara total. Dua pesawat komersial bertabrakan di landasan pacu di Bandara Tenerife Utara di Kepulauan Canary Spanyol. Tabrakan itu menewaskan sebagian besar penumpang di kedua penerbangan.
Gangguan radio yang disebabkan oleh kabut tebal membuat komunikasi di landasan pacu menjadi sulit. Penerbangan KLM 4805 mulai berakselerasi untuk lepas landas sementara pesawat Pan Am masih berada di landasan pacu. Semua orang di dalam pesawat KLM, yang terbakar setelah tabrakan, tewas. Namun 61 orang selamat dalam penerbangan Pan Am.
Kecelakaan Pesawat 191 American Airlines
Tanggal: 25 Mei 1979
Penyebab: Kerusakan mekanis
Jumlah korban tewas: 273
Semua orang di dalam pesawat dan dua orang di darat tewas tak lama setelah lepas landasnya Pesawat 191 American Airlines. Salah satu mesin pesawat terpisah dari pesawat saat lepas landas. Hal itu menyebabkan kerusakan yang sangat parah.
Saat menghantam tanah, pesawat meledak dengan cepat. Sebagian besar jasad terbakar hingga tak dapat dikenali, sehingga jenazah tidak dapat diidentifikasi.
Selain 9-11, kecelakaan ini dianggap sebagai bencana penerbangan terburuk dalam sejarah Amerika Serikat.
Pengeboman Flight 182 Air India
Tanggal: 23 Juni 1985
Penyebab: Terorisme
Jumlah korban tewas: 329
Lebih dari 300 orang tewas ketika sebuah bom meledak di dalam Flight 182 Air India. Saat itu, pesawat sedang dalam perjalanan dari Toronto ke London. Pesawat itu jatuh di lepas pantai Cork, Irlandia.
Inderjit Singh Reyat, seorang ekstremis Sikh, adalah satu-satunya orang yang terkait dengan pengeboman itu yang diadili dan dihukum. Reyat adalah anggota kelompok separatis Sikh yang dipimpin oleh Talwinder Singh Parmar. “Kemungkinan besar ia bekerja sama dengan organisasi itu untuk melakukan pengeboman,” tambah Luis.
Serangan itu adalah serangan teroris paling mematikan dalam sejarah penerbangan hingga peristiwa 11 September 2001. Reyat dibebaskan oleh otoritas Kanada pada tahun 2016 setelah menjalani hukuman 20 tahun.
Kecelakaan Japan Airlines Flight 123
Tanggal: 12 Agustus 1985
Penyebab: Kerusakan mekanis
Jumlah korban tewas: 524
Kecelakaan Japan Airlines Penerbangan 123 adalah kecelakaan penerbangan paling mematikan yang melibatkan satu kendaraan. Kecelakaan itu menewaskan sebagian besar penumpang di dalamnya.
Pesawat itu terbang dari Tokyo ke Osaka ketika sebuah ledakan tiba-tiba mengguncang pesawat. Ledakan menghancurkan stabilizer vertikal dan merobek sebagian ekor pesawat.
Awak pesawat berhasil bertahan di udara selama lebih dari setengah jam setelah ledakan. Namun pesawat itu akhirnya menabrak Gunung Takamagahara. Semua kecuali empat wanita tewas saat terjadi benturan.
Penerbangan Pan Am 103
Tanggal: 21 Desember 1988
Penyebab: Bom
Kematian: 259
Penerbangan Pan Am 103 tiba-tiba meledak di atas Lockerbie, Skotlandia, pada tahun 1988. Pesawat itu telah terbang selama 38 menit dalam perjalanan menuju New York. Tidak ada yang selamat.
Tak lama setelah kecelakaan itu, para penyelidik menemukan pecahan papan sirkuit dan pengatur waktu. Penemuan itu mengarah pada kesimpulan bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh bom. Namun, berita ini baru dipublikasikan pada tahun 1990.
Setelah penyelidikan kriminal yang panjang, dua pria Libya akhirnya didakwa dengan 270 tuduhan pembunuhan karena menanam bom. Kemudian pemimpin Libya Moammar Gadhafi meminta agar kedua pria itu diadili di wilayah netral. Jadi, mereka diadili di sebagian pangkalan militer yang secara teknis merupakan wilayah Skotlandia. Salah satu tersangka dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman 20 tahun penjara. Sementara yang lainnya dibebaskan.
Pada bulan Desember 2022, Departemen Kehakiman AS mengumumkan bahwa mereka telah menahan seorang pria Libya yang diduga membuat bom. Pria itu adalah Abu Agila Mohammad Mas'ud Kheir Al-Marimi.
Dia telah didakwa 2 tahun sebelumnya atas dua tuduhan pidana karena bekerja untuk intelijen Libya. Dalam wawancara tahun 2012, ia dilaporkan mengakui telah membuat bom tersebut.
Kecelakaan Pesawat 140 China Airlines
Tanggal: 26 April 1994
Penyebab: Tidak jelas, tetapi mungkin kelalaian kru
Jumlah korban tewas: 264
Kecelakaan Pesawat 140 China Airlines tahun 1994 merupakan salah satu yang paling mematikan dalam sejarah maskapai itu. Hingga kini, kecelakaan itu masih diselimuti misteri.
Pilot berkomunikasi dengan kontrol darat sesaat sebelum kecelakaan dan berusaha mendarat di Bandara Nagoya. Saksi mata melaporkan pesawat itu tampak terbakar dan bergerak tidak menentu di udara sebelum jatuh di landasan pacu. Peristiwa nahas itu menewaskan 264 orang.
Karena pilot dan kopilot meninggal, tidak ada yang 100% yakin apa yang menyebabkan kecelakaan itu. “Namun, kelalaian dan kesalahan ditawarkan sebagai penyebab potensial,” Luis menambahkan.
Para penyelidik berteori bahwa pilot dan kopilot secara tidak sengaja membalik tuas dengan tidak benar dan terus menekan ke bawah setelahnya. Tindakan itu memperburuk masalah dan akhirnya menyebabkan kecelakaan yang mematikan.
Kecelakaan Air Africa
Tanggal: 8 Januari 1996
Penyebab: Tidak jelas, kemungkinan kelalaian
Jumlah korban tewas: Antara 225 dan 348
Sebagian besar korban tewas terjadi di darat dalam apa yang sekarang dikenal sebagai Kecelakaan Air Africa 1996. Africa Air Antonov 32, sebuah pesawat kargo, menabrak sebuah pasar di Kinshasa, Zaire.
Pesawat itu berusaha lepas landas dan terisi penuh hingga melebihi kapasitas. Pesawat itu akhirnya keluar landasan pacu dan menabrak sebuah pasar. Empat dari enam awak pesawat selamat. Meskipun ada hampir 350 korban, hanya 66 jenazah yang teridentifikasi. Hal ini membuat jumlah korban yang sebenarnya menjadi misteri.
Pesawat itu sebenarnya lepas landas secara ilegal. Africa Air tidak memiliki izin dan dokumen yang diperlukan untuk mengoperasikan penerbangan tersebut. Investigasi juga menyimpulkan bahwa pilot yang mengoperasikan penerbangan tersebut tidak memenuhi syarat untuk mengoperasikan pesawat kargo. Pilot juga mungkin dalam keadaan mabuk pada saat lepas landas. Gugatan hukum berikutnya atas kecelakaan itu menyebabkan Africa Air gulung tikar.
Tabrakan di Udara Charkhi Dadri
Tanggal: 12 November 1996
Penyebab: Kesalahan kontrol lalu lintas udara
Jumlah korban tewas: 349
Tabrakan di udara Charkhi Dadri adalah salah satu tabrakan terburuk di tengah penerbangan dalam sejarah penerbangan. Kecelakaan itu menewaskan semua orang di dalam Saudi Arabian Airlines Penerbangan 763 dan Kazakhstan Airlines Penerbangan 1907. Kedua pesawat terbang di dekat bandara New Delhi saat tabrakan terjadi.
Tabrakan tersebut disebabkan oleh miskomunikasi antara pengontrol lalu lintas udara. Kedua penerbangan diberi izin untuk menggunakan jalur udara yang sama pada waktu yang sama.
Kedua pesawat terbang berlawanan arah, dengan satu pesawat naik dan yang lainnya turun, saat mereka bertabrakan. Pesawat Saudi Arabian Airlines hancur di udara sebelum menghantam tanah sementara Pesawat Kazakhstan Airlines jatuh di ladang.
Peristiwa 9-11
Tanggal: 11 September 2001
Penyebab: Terorisme
Jumlah korban tewas: 2.977
Peristiwa 9-11 tetap menjadi satu-satunya insiden penerbangan paling mematikan dalam sejarah penerbangan. Hampir 3.000 orang kehilangan nyawa dalam satu hari. Osama bin Laden, yang saat itu menjadi pemimpin organisasi teroris Al-Qaeda, merencanakan serangan tersebut. Empat pesawat komersial dibajak oleh 19 teroris.
Para teroris mengemudikan pesawat dengan tujuan menyebabkan kehancuran massal di seluruh Amerika Serikat. Dua pesawat sengaja menabrak dan menghancurkan Twin Towers New York. Sedangkan yang ketiga menabrak gedung Pentagon di luar Washington, DC. Pesawat terakhir menabrak sebuah ladang di Pennsylvania setelah penumpang mengalahkan para teroris di dalamnya.
Kecelakaan Pesawat 587 American Airlines
Tanggal: 12 November 2001
Penyebab: Kerusakan fungsi
Jumlah korban tewas: 265
Terjadi hanya beberapa bulan setelah 9-11, kecelakaan Pesawat 587 American Airlines memicu kekhawatiran akan serangan teroris lainnya. Pesawat yang sedang menuju Republik Dominika itu jatuh di sebuah kawasan di wilayah Queens, New York City.
Namun, laporan segera menetapkan bahwa kerusakan di udara menjadi penyebabnya. Upaya penyelamatan itu brutal. Tubuh-tubuh terbakar dan sisa-sisa manusia berserakan di jalan-jalan. Pada akhirnya, sisa-sisa 265 korban yang dikumpulkan ditempatkan hanya dalam empat peti mati. Korban dimakamkan di sebuah mausoleum di Woodlawn Cemetery di Bronx.
Kecelakaan Ilyushin Il-76 Iran
Tanggal: 19 Februari 2003
Penyebab: Kondisi berkabut
Jumlah korban tewas: 275
Ratusan orang tewas ketika pesawat militer Iran jatuh di pegunungan Sirch. Kondisi berkabut membuat pandangan menjadi sangat sulit. Pilot kemungkinan tidak menyadari bahwa mereka terbang langsung ke pegunungan. Semua orang di dalam pesawat itu adalah anggota Iran Revolutionary Guard.
Kecelakaan Malaysia Airlines Penerbangan 17
Tanggal: Hilang 8 Maret 2014
Penyebab: Ditembak jatuh
Jumlah korban tewas: 298
Nasib buruk Malaysia Airlines Penerbangan 17 menjadi berita utama di seluruh dunia pada tahun 2014. Saat itu, pesawat Malaysia Airlines jatuh di luar Donetsk, Ukraina dalam keadaan misterius. Tidak ada yang selamat dari 298 penumpang di dalamnya. “Pesawat itu ditembak jatuh oleh rudal militer, tetapi pihak yang bertanggung jawab tidak segera diketahui,” ungkap Luis lagi.
Setelah bertahun-tahun melakukan penyelidikan, penyelidik Belanda mengumumkan pada Maret 2018 bahwa militer Rusia meluncurkan rudal tersebut. Alasannya adalah karena ketegangan antara Ukraina dan Rusia pada saat itu. Terlepas dari kesimpulan laporan tersebut, tetap tidak mungkin ada yang akan didakwa atas serangan itu. Rusia tidak diharapkan mengekstradisi warga negara yang bertanggung jawab untuk menghadapi dakwaan.
Penerbangan Lion Air JT 610
Tanggal: 29 Oktober 2018
Penyebab: Tidak diketahui
Jumlah korban tewas: 189 (diduga)
Pada pagi hari tanggal 29 Oktober 2018, penerbangan Lion Air JT 610 jatuh ke laut hanya 13 menit setelah lepas landas dari Jakarta. Hanya 19 km setelah lepas landas, awak pesawat mengajukan permintaan untuk kembali ke Jakarta. Permintaan itu dikabulkan, tetapi langsung kehilangan kontak setelahnya.
Radar menunjukkan pesawat tidak mencoba berbalik arah. Selain itu, ada laporan masalah pada malam sebelum kecelakaan. Namun masalah tersebut telah diperbaiki dan diizinkan untuk terbang.
Dari 189 orang di dalam pesawat, termasuk awak pesawat dan 181 penumpang, semuanya diduga tewas. Petugas dan tim bekerja untuk mencari lokasi kejadian setelah kecelakaan. Boeing 737 MAX 8 baru tersebut baru terbang 800 jam sebelum kecelakaan.
Jeju Air Penerbangan 7C2216
Tanggal: 29 Desember 2024
Penyebab: Potensi tabrakan dengan burung
Jumlah korban tewas: 179
Ketika Jeju Air Penerbangan 7C2216 pertama kali mencoba mendarat di Bandara Internasional Muan, pesawat itu terpaksa mencoba lagi. Peringatan tabrakan dengan burung dikeluarkan sebelum upaya kedua. Dan segera setelah itu, awak pesawat memanggil keadaan darurat dan mencoba mendarat di landasan pacu yang berbeda.
Pesawat itu tidak dapat menurunkan roda pendaratannya. Ketika tergelincir di landasan pacu, pesawat itu melewati jalur dan menabrak dinding di dekatnya. Pesawat itu terbakar, menewaskan semua orang kecuali dua orang di dalamnya. Dua awak di bagian belakang pesawat selamat.
--
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat! Dapatkan berita dan artikel pilihan tentang sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui WhatsApp Channel di https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News di https://shorturl.at/xtDSd. Jadilah bagian dari komunitas yang selalu haus akan ilmu dan informasi!
Source | : | Ranker |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR