"Saya rasa, kenormalan adalah hal membosankan bagi Knud. Ia tidak suka hidup yang biasa-biasa saja," papar Lene.
Beberapa koin memang dicetak oleh Knud sendiri. Namun, sisanya, kemungkinan dibuat oleh para ahli yang ikut terlibat.
Bruce Eaton, Project Manager Wessex Archaeology di Bath Abbey, mengatakan, banyak sejarawan dan arkeolog yang sering memalsukan artefak. Namun, biasanya hanya berupa tulisan, bukan benda fisik seperti yang dilakukan Knud.
Ia menambahkan, penemuan ‘koin iblis’ ini, menekankan pentingnya menyelidiki benda-benda misterius yang baru ditemukan dengan kecurigaan.
“Untuk mendeteksi temuan palsu yang dirancang untuk menyesatkan, diperlukan mata yang kritis,” katanya.
Baca juga: 'Menara Tengkorak' Ungkap Kekejian Ritual Pengorbanan Manusia di Aztec
Meskipun begitu, masih ada satu misteri tentang ‘koin iblis’ yang belum terpecahkan hingga saat ini. Masih belum jelas bagaimana koin dari Denmark tersebut bisa sampai ke gereja Bath Abbey di Inggris.
Ada pola yang menunjukkan bahwa ‘koin iblis’ ini muncul di lokasi-lokasi liburan. Jadi, ada kemungkinan Knud Langkow atau salah satu bawahannya, meletakkan koin-koin tersebut saat sedang mengunjungi gereja bersejarah Bath Abbey. Namun, tidak ada bukti kuat bahwa itu pernah terjadi.
'Koin iblis' yang ditemukan di Bath Abbey, kini berada dalam perawatan Wessex Archaeology. Mereka akan dimasukkan ke dalam arsip situs bersama dengan artefak-artefak yang berasal dari zaman Romawi hingga modern.
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Source | : | The Guardian,New York Post |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR