Dari kelompok budaya dan etnis yang unik, ada penduduk asli bernama Huli di Dataran Tinggi yang terkenal.
Orang Huli terkenal karena sifatnya yang suka berperang, agresif, dan hiasan wajahnya serta kostum yang dekoratif selama pertempuran.
Selama lebih dari seribu tahun, orang Huli hanya membangun rumah jauh di dari Dataran Tinggi Selatan di Distrik Tari, Koroba, Magarima, dan Komo.
Baca Juga: Bercita-cita Dorong Warga Papua Jadi Presiden Indonesia, Lelaki Asal AS Ini Memilih Jadi WNI
Selama keberadaan mereka, sebagian besar sejarah dan budaya mereka telah ditransmisikan secara lisan dari generasi ke generasi.
Bahkan sampai akhir 1936, keberadaan mereka tidak dikenal di dunia luar.
Pemerintahan kolonial pun belum melakukan kontak dengan Huli sampai tahun 1951.
Bagi Huli, seperti halnya bagi banyak suku dan budaya yang dapat ditelusuri kembali ke jaman dahulu, seni wajah dan tubuh memainkan peran penting dalam ritual dan festival.
Karena Huli secara budaya adalah orang yang bertikai, mereka cenderung menyukai warna kuning cerah dan merah yang berani.
Warna-warna cerah yang dipakai Huli dalam upacara seremonial ini, tidak hanya menanamkan rasa takut pada lawan-lawan mereka, tetapi juga membantu menciptakan kesadaran bagi pejuang Huli itu sendiri.
Baca Juga: Bulbophyllum irianae, Spesies Anggrek Baru Yang Ditemukan di Papua
Kesadaran itu adalah bahwa mereka harus mengorbankan ketakutan mereka dan secara individu atas nama identitas bersama dan kepentingan kolektif suku.
Kala Terbunuhnya De Bordes oleh Depresi, Jadi 'Sejarah Kecil' di Hindia Belanda
Source | : | Intisari.grid.id |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR