Nationalgeographic.co.id - Menurut data dari PBB, sepertiga dari makanan di dunia hilang atau terbuang setiap tahun. Dua perusahaan startup atau rintisan kini menangani pemborosan makanan di tingkat lokal, memungkinan bisnis menjual sisa makanan dengan diskon daripada sia-sia terbuang.
Di salah satu toko roti Bakeshop di kota Brooklyn, ada banyak cara untuk memuaskan lidah Anda, dan semuanya dibuat segar setiap hari.
Untuk beberapa toko roti, sisa makanan yang tidak terjual dibuang ke tempat sampah. Tetapi ada beberapa aplikasi yang membantu toko-toko kue ini mengurangi pembuangan makanan dan memberikannya kepada pelanggan dengan harga murah.
Baca Juga: Sering Kecanduan Menjelajah Internet Tanpa Tujuan? Ini Penyebabnya
Daniel Ratner salah seorang dari perusahaan rintisan ini menjelaskan,“Kita memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk membeli makanan siap saji dari toko lokal dengan harga diskon 50 persen.”
Manajer Toko Roti Woos, Leidy Gutierres mengunakan aplikasi Yourlokal untuk menjual sisa kue hari itu dengan potongan harga kepada pelanggan seperti Benjamin Walker.
“Ini memberi saya pilihan sekitar tengah hari untuk melihat apa saja yang ditawarkan pada hari itu, kemudian saya bisa memutuskan untuk berpartisipasi atau tidak untuk membeli sesuatu,” jelasnya.
Seperti juga toko Sweetcatch Poke di Manhattan, manajernya mengunakan aplikasi serupa yang disebut "Food for All"yang memberikan peningkatan penjualan makanan yang biasanya terbuang.
Ketua Pelaksana "Food for All" David Rodriguez menjelaskan lebih lanjut.
“Kita mulai melihat banyak kedai kopi yang memberikan diskon tengah malam, dan muncul ide kami, mengapa tidak setiap restaurant melakukan hal yang sama? Memanfaatkan makananan yang berlebihan, dijual dengan harga rendah kepada pelanggan dan memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan makanan berkualitas baik.”
Kedua aplikasi Food for All dan Yourlocal mengambil keuntungan 20 sampai 25 persen dari setiap traksaksi, tetapi itu tidak menganggu Leidy Gutierrez.
Dia mengatakan, “Lebih baik mendapatkan keuntungan meskipun sedikit daripada membuang uang.”
Baca Juga: Pennywise Hingga Joker, Mengapa Badut Menjadi Simbol Tokoh Jahat?
Pembuat aplikasi ini mengatakan mereka hanya mencoba mengatasi masalah limbah makanan global. Seperti penjelasan Kasper Kastoft Nielsen dari YourLocal, “Masalahnya terlalu besar sehingga memerlukan keterlibatan banyak orang, jadi ada ruang untuk bisnis yang menghasilkan keuntungan seperti bisnis kita yang memastikan pelanggan terlibat untuk menyelesaikan permasalahan.”
Victor Carreno dari Food for All menambahkan lebih jauh, “Sangat romantis bisa mengatakan, ‘kami akan menyelesaikan masalah kelebihan makanan.’ Tidak. Tapi setidaknya kalau orang mendengar tentang 'Food For All', mereka menyadari bahwa ini masalah besar.”
Sebut saja, hal ini bisa dijadikan bahan renungan.
Artikel ini pernah tayang di voaindonesia.com dengan judul "Aplikasi Bantu Sejumlah Toko Kurangi Limbah Makanan".
Source | : | VOA Indonesia |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR