Dengan menggunakan beberapa penyesuaian genetik, mereka kemudian menciptakan tikus yang bisa mengaktifkan atau menonaktifkan neuron MCH mereka. Mereka menemukan bahwa tikus dengan neuron MCH teraktivasi sebenarnya mengalami gangguan memori selama serangkaian tes memori.
Hal yang mengejutkan para ilmuwan, mereka menemukan bahwa mengaktifkan sel MCH akan mengurangi waktu tikus untuk mengendus-endus objek baru dibandingkan dengan yang sudah dikenal. Sementara itu bila mereka mematikan sel-sel MCH akan menghasilkan efek sebaliknya.
"Pernahkah bertanya-tanya mengapa kita melupakan banyak mimpi kita?,” ujar Thomas Kilduff, PhD, direktur Center for Neuroscience di SRI International. Dia mengatakan dalam sebuah pernyataan. "Hasil kami menunjukkan bahwa penembakan sekelompok neuron tertentu selama tidur REM mengontrol apakah otak mengingat informasi baru setelah tidur nyenyak," tambahnya.
"Hasil ini menunjukkan bahwa neuron MCH membantu otak secara aktif melupakan informasi baru yang mungkin tidak penting," tambah Dr Kilduff. "Karena mimpi dianggap terjadi selama tidur REM, tahap tidur ketika sel-sel MCH menyala, aktivasi sel-sel ini dapat mencegah isi mimpi disimpan di hippocampus—akibatnya, mimpi itu dengan cepat dilupakan."
Peran tidur dan memori—apakah itu melupakan dan mengingat kembali ingatan—masih belum sepenuhnya dipahami. Namun demikian, diharapkan karya ini dapat membuka jalan menuju penelitian yang memperdalam pemahaman kita tentang kondisi terkait memori, seperti penyakit Alzheimer.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Celine Veronica |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR