Nationalgeographic.co.id – Seiring perkembangan zaman, bakteri juga berkembang menjadi kebal antibiotik yang dapat mengancam sistem kekebalan tubuh kita. Hal ini karena bakteri bermutasi dengan cara yang menimbulkan bahaya bagi tubuh.
Kini, para ilmuwan telah menemukan cara inovatif untuk mendeteksi infeksi yang tahan antibiotik, yakni berupa perban yang bisa berubah warna.
Baca Juga: Perkembangan Teknologi Berperan dalam Perubahan Iklim, Mengapa Begitu?
Tim peneliti dari Chinese Academy of Science menemukan perban pintar yang bisa mengubah warna untuk mendeteksi luka sehingga bisa mengetahui adanya infeksi bakteri.
Perban berwarna hijau ini akan tetap berwarna sama jika luka tidak berisiko infeksi. Sebaliknya, perban akan berubah menjadi kuning jika luka memiliki kemungkinan infeksi.
Nantinya, materi yang ada di dalam perban tersebut akan melepaskan antibiotik sebelum infeksi mengakibatkan kerusakan terlalu banyak ke tubuh. Jika infeksi tidak dapat diobati karena bakteri memiliki sifat resisten terhadap obat, perban akan berubah warna menjadi merah.
Baca Juga: Menghabiskan Waktu 14 Bulan di Antartika Bisa Membuat Otak Menyusut
Meskipun baru diuji pada tikus, tetapi tim penelitian menemukan fakta bahwa perban ini berhasil mempercepat penyembuhan luka yang terinfeksi bakteri--baik yang peka maupun yang resisten terhadap obat.
Tim peneliti dalam eksperimennya memfokuskan pada infeksi dari bakteri E. coli. Hasilnya menunjukkan bahwa perban tersebut dapat membedakan antara infeksi yang mudah diobati, mana yang bersifat resisten.
“Produk kami dapat mengurangi efek samping, memaksimalkan efisiensi pengobatan, dan melacak resistensi obat saat itu juga, dengan mata telanjang” kata para peneliti ACS Science.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR