Nationalgeographic.co.id - Pliotrema kajae dan Pliotrema annae merupakan dua spesies hiu gergaji yang baru ditemukan. Para peneliti menjulukinya sebagai Kaja dan Anna. Spesimen keduanya ditemukan di perikanan lokal di pantai Madagaskar dan Zanzibar.
Dari bukti yang dikumpulkan di Afrika Timur, para peneliti kemudian membandingkannya dengan spesimen hiu gergaji yang ditemukan di beberapa museum di seluruh dunia. Hasil penelitian menggunakan pengukuran anatomi, foto-foto resolusi tinggi, dan pindai mikroskop elektron menunjukkan bahwa dua spesies ini belum pernah didokumentasikan secara ilmiah sebelumnya.
Berdasarkan jurnal yang dipublikasikan para peneliti dari Newcastle University, Simon Weigmann, peneliti utama, mengatakan bahwa penemuan ini luar biasa. Biasanya, hiu gergaji hanya memiliki lima insang, tapi Kaja dan Anna punya enam insang.
Sebelumnya, hanya ada satu spesies hiu gergaji dengan enam insang dalam jenis Pliotrema. Sekarang, berkat penemuan baru tersebut jadi bertambah dua anggota lagi.
Hiu gergaji memiliki ukuran hingga 1,5 meter. Ia dikenal karena mulutnya berbentuk gergaji yang digunakan untuk berburu ikan, krustasea, dan cumi-cumi.
Jika dilihat dari bawah, mereka sangat aneh, wajahnya seperti mengkerut. Meski begitu, mata mereka sebenarnya ada di bagian atas kepala--memudahkannya untuk menatap ke atas saat berjalan di sekitar perairan pantai.
Baca Juga: 'Wonderchicken', Fosil Burung Modern Paling Awal yang Pernah Ditemukan
Para peneliti mengataka, penemuan baru ini menyadarkan betapa sedikitnya yang diketahui tentang keanekaragaman hayati perairan pesisir di seluruh dunia. Ini juga menunjukkan bahwa kita seringkali tidak menyadari betapa rapuhnya perikanan dan ekosistem yang tidak dikelola dengan baik.
Andrew Temple, salah satu peneliti studi ini, mengatakan bahwa penemuannya menegaskan kembali betapa pentingnya Samudera Hindia bagian barat dalam hal keanekaragaman hayati hiu dan pari, sekaligus mengingatkan kita masih ada jenis lain yang belum diketahui.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Aditya Driantama H |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR