Meski wilayah tempat tinggal para warga pendatang itu dipisah-pisahkan oleh VOC dengan dibagi per kampong, pergaulan antarmereka sangatlah cair dan rukun, dan itu terus terejawantahkan hingga sekarang. Vice Chairman Ternate Heritage Society, Aiye Lee, dalam acara avontur daring yang sama menceritakan bahwa setiap ada perayaan hari besar Islam, warga keturunan Cina di Ternate rajin mengantarkan makanan untuk warga keturunan Arab. Begitu pula saat ada perayaan hari besar Tionghoa, orang-orang keturunan Arab juga rutin mengantarkan makanan untuk warga keturunan Cina tersebut.
Aiya Lee menekankan, toleransi beragama masyarakat Ternate sangatlah tinggi sejak dulu hingga sekarang. Ia mencontohkan, “Pas Imlek kemarin, ada pengajian di Gang Habib I (yang terletak di dalam Kampong Cina). Pengajian sengaja setop jam 9 malam. Kemudian di-prepare (dipersiapkan) untuk acara Imlek jam 10.” Perayaan Hari Tahun Baru Imlek pada 2021 di Ternate ini menggambarkan betapa indahnya nilai-nilai kebersamaan masyarakat di sana.
Baca Juga: Cengkih Ternate, Keuntungan yang Menggiurkan Para Penjelajah Samudra
Dalam acara avontur daring ini, seorang peserta sempat bertanya apakah ada identitas penanda yang membedaan wilayah komunitas Kampong Arab dan Cina di Ternate. Maulana Ibrahim menjawab, penanda indetitas antarkampong itu justru bisa sangat berbahaya. Penanda ini seolah memperkuat stereotipe antaretnis di sana.
“Kalau kita kembali memberikan penanda, apa bedanya kita dengan VOC?” ujar Maulana.
Yang selama ini sudah berlangsung di Ternate, warga dari berbagai etnis bisa hidup membaur satu sama lain. Mereka bisa hidup rukun berdampingan dengan nilai-nilai kekeluargan dan toleramsi yang luhur.
Baca Juga: Seniman-Seniman Lukis Pertama di Dunia Berasal dari Indonesia?
Maulana Ibrahim menyebut contoh teranyar soal pembauran warga antaretnis di Kampong Cina Ternate yang di dalamnya ada Kampong Arab itu. “Kini di sebelah kiri Rumah Letnan Arab ada rumah tiga lantai milik warga keturunan Cina,” katanya.
Kemudian Aiya Lee menimpali, “Sekarang di seberang rumah tiga lantai milik orang keturunan Cina itu ada rumah dengan arsitektur Melayu yang ditinggali oleh orang keturunan India.”
Kecuali saat datangnya kolonial Eropa, sejak dulu hingga nanti tampaknya kehidupan warga di Ternate akan senantiasa berlangsung baik tanpa perlu sekat etnis, tanpa perlu batas wilayah.
Sudut Pandang Baru Peluang Bumi, Pameran Foto dan Infografis National Geographic Indonesia di JILF 2024
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR