Nationalgeographic.co.id—Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno membanggakan keindahan pemandangan Dusun Butuh. Dia menyebutnya tak kalah indah dengan pemandangan desa-desa di Pegunungan Himalaya.
Bahkan, Dusun Butuh disebutnya sebagai "Nepal Van Java" karena memiliki pemukiman warga bertumpuk di lereng gunung dengan kontur topografi yang tidak rata, mirip dengan wilayah pemukiman di Pegunungan Himalaya di Nepal.
Dusun Butuh berada di Kecamatan Kaliangrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Bentang alam dusun ini memang memiliki susunan rumah-rumah yang bertingkat dengan latar belakang Gunung Sumbing nan gagah di sisi utaranya.
Dusun ini diklaim sebagai dusun tertinggi di Kabupaten Magelang, terletak tepat di kaki Gunung Sumbing dengan ketinggian 1.620 meter di atas permukaan laut.
Di tengah dusun, sungai mengalir membelah dusun. Lokasi dusun ini berjarak kurang lebih 20 kilometer, sekitar setengah jam perjalanan dari pusat Kota Magelang menggunakan sepeda motor. Sekitar satu jam kurang menggunakan mobil melalui Jalan Bandongan dan Jalan Raya Kaliangkrik.
Jumlah penduduk Dusun Butuh adalah sekitar 2.500 jiwa. Mayoritas warga bekerja sebagai petani. Mereka menanam berbagai sayuran mulai dari kentang, wortel, kol, dan sayuran lainnya.
Kepala Dusun Butuh Lilik Setyawan menuturkan cerita soal Dusun Butuh yang bak Nepal mulai muncul pada bulan Juni 2019. Ada seorang pendaki senior yang liburan ke Dusun Butuh. Pendaki senior yang merupakan rekan dari Lilik ini juga sempat berkunjung ke Nepal. Lalu tercetus celoteh mengenai Dusun Butuh yang mirip sekali dengan Nepal.
Foto Dusun Butuh yang terkenal dengan pemandangannya bak Nepal kemudian diunggah di media sosial dan viral. Sampai saat ini, Dusun Butuh pun kerap disebut sebagai Nepal-nya Kabupaten Magelang.
Baca Juga: Ratusan Tulang Manusia Ditemukan di Danau Himalaya, Milik Siapa?
Menurut Lilik, sebelum muncul istilah Nepal van Java, dusun ini juga sempat disebut seperti Rio De Janeiro (Brasil). Ada pula yang menyebut dusun ini mirip Tibet.
Susunan rumah ala terasering Susunan rumah warga di Dusun Butuh cukup unik. Rumah dibangun beraturan, mengikuti kontur dari kaki Gunung Sumbing. Dulu, sebelum rumah-rumah dibangun, lahan itu merupakan ladang pertanian warga, sehingga bangunan rumahnya jadi mengikuti kontur lahan. Dari bawah, memanjang terus ke lereng paling atas.
"Sususan rumah ini terbentuk secara alami. Kanan kiri ladang terasering, lama kelamaan dibikin rumah, sehingga mirip terasering ladang. Sehingga bangunan rumah mengikuti kontur tanah, dan terbentuk seperti sekarang ini," tutur Lilik.
Pada akhir 2020, dusun itu dijuluki sebagai Nepal van Java atau Nepal dari Jawa. Kini dusun itu menjadi salah satu tujuan wisata favorit masyarakat, terutama saat hari libur.
Baca Juga: Mengunjungi Bangunan Zionis yang Jadi Markas Power Rangers Lewat GMaps
Jika ingin berkunjung ke Nepal van Java ini, pengunjung hanya perlu membayar tiket parkir. Biaya tiket parkir untuk sepeda motor adalah Rp2.000 dan mobil Rp5.000.
Kota terdekat untuk menuju Nepal van Java ini adalah Magelang. Jika naik kereta api, tujuan pertama yang bisa dipilihn adalah Kota Semarang atau Yogyakarta. Itu karena saat ini tidak ada jalur kereta api (KA) yang melintas sampai Kota Magelang. Stasiun KA terdekat ada di Semarang dan Yogyakarta.
Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan naik bus menuju Kota Magelang. Sesampainya di sana, oper bus menuju Kecamatan Kaliangkrik. Kemudian, pengunjung bisa naik ojek sampai Nepal van Java.
Jarak dari pusat Kota Magelang menuju Dusun Butuh ini adalah sekitar 21,5 kilometer atau sekitar satu jam. Jika ingin menggunakan kendaraan pribadi,
pastikan kendaraan kuat menanjak.
Untuk mendapatkan pemandangan yang indah, datanglah saat cuaca cerah dan bawalah kamera untuk mengabadikan pemandangan tersebut. Dan terakhir, tips yang paling pentin untuk kamu pejalan bijak, berperilakulah secara sopan terhadap warga setempat.
Ternyata tak hanya berfoto, pengunjung juga bisa melakukan aktivitas seru lain, seperti petik sayuran dan jelajah kampung. Kegiatan ini tentunya akan melibatkan interaksi kamu dengan warga setempat.
Baca Juga: Satu Tahun GRID STORE: Tersedia Layanan Pelanggan Majalah-el Berdiskon
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR