Nationalgeographic.co.id—Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk dari variasi spesies babi yang dimilikinya. Indonesia memiliki beberapa jenis babi endemik yang unik.
Ada yang berjanggut. Ada yang berkutil. Ada pula yang "bercula" hingga dijuluki sebagai spesies "babi terjelek di dunia". Berikut ini beberapa jenis babi unik yang ada di Indonesia.
1. Babi berjanggut dari Kalimantan
Babi berjanggut atau Sus barbatus memiliki tubuh yang besar. Beratnya bisa mencapai 120-200 kilogram. Jenis penjantannya biasanya memiliki panjang tubuh sekitar 137-152 sentimeter, sedangkan yang betina sekitar 122-148 sentimeter.
Saat usia muda, babi ini memiliki janggut berwarna kehitaman yang kemudian menjadi pucat seiring bertambahnya usia. Babi berjanggut dewasa mempunyai janggut dengan perpaduan warna abu-abu, kuning, atau putih.
Habitat alami spesies ini adalah hutan. Mereka hidup secara nomaden. Kawanan babi berjanggut terbiasa berpindah ke tempat baru yang memiliki sumber makanan lebih banyak.
Babi berjanggut merupakan hewan pemakan segala. Mereka mengonsumsi buah-buahan, biji-bijian, hingga binatang kecil yang jatuh di tanah seperti cacing dan serangga.
Yang mengkhawatirkan, spesies babi berjanggut telah dinyatakan berstatus rentan punah sejak 2008. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) mencatat, terjadi penurunan signifikan pada populasi babi berjanggut.
Dalam 21 tahun atau setara dengan tiga generasi, terjadi penurunan hingga 30%. Diduga, penyebabnya adalah hilangnya habitat spesies akibat eksploitasi dan degradasi hutan. Selain itu, ada beberapa warga lokal yang juga memburu babi berjanggut untuk dikonsumsi.
Baca Juga: Peta Baru Ungkap Lahan Sawit Terluas Ada di Sumatra dan Kalimantan
2. Babi kutil dari Jawa
Babi kutil atau Sus verrucosus mendapat julukan nama ini karena adanya tiga pasang tonjolan seperti kutil di muka si penjantan. Meski tak memiliki wajah yang rupawan, kawanan babi kutil punya peran penting bagi ekologi hutan. Mereka membantu mengolah tanah dan menyebarkan benih tumbuhan saat sedang mencari makan.
Laman Kehati menulis, habitat utama babi kutil berada di pulau paling padat Indonesia, yakni Pulau Jawa. Sebagian besar hutan di pulau ini telah dibuka dan berubah fungsi untuk pertanian, perumahan, ataupun lainnya.
Keberadaan babi kutil sangat terdesak dan dinyatakan terancam punah sejak 2008. Selain terancam oleh alih fungsi hutan, mereka juga banyak diburu. Mereka diburu bukan karena bagian tubuhnya laku dijual mahal, melainkan karena tingginya konflik dengan manusia. Bagi para petani, babi berada di urutan keempat hama pertanian yang paling dibenci.
Saat ini keberadaan babi kutil sangat sulit ditemukan. Bahkan para ahli sempat yakin jenis babi ini telah punah. Tetapi kabar gembira datang dari survei Kebun Binatang Chester di Inggris yang dipimpin oleh Dr Johanna Rode-Margono di hutan-hutan Jawa. Keberadaan babi-babi kutil berhasil direkam kamera pengintai dan memberi harapan untuk konservasi babi kutil ini.
Baca Juga: 'Peta Kehidupan' Baru: Indonesia Punya Banyak Hewan Tak Dikenal
3. Babi "bercula" dari Sulawesi
Yang dimaksud sebagai babi "bercula" ini adalah babi rusa atau Babyrousa babyrussa. Sepasang spesies ini pernah dibawa ke kebun binatang London di Inggris pada 2020 dan media-media internasional kemudian menjulukinya sebagai "babi paling jelek di dunia" asal Indonesia dalam pemberitan-pemberitaan mereka.
Petugas kebun binatang tersebut, Hannah Joy, memang mengatakan, "Tak ada satu pun yang memanggil mereka cantik."
Joy juga menambahkan, orang-orang yang tinggal bersama babi rusa di Indonesia menjuluki keduanya sebagai "babi setan, karena tanduk atau cula mereka yang panjang dan cacat—yang sebenarnya adalah gigi yang tumbuh melewati hidung mereka, lalu melengkung ke belakang."
Meski berwajak jelek, keberadaan spesies ini sebenarnya berguna bagi lingkungan. "Mereka mungkin bukan hewan asli Indonesia yang paling fotogenik, tapi babi rusa sangat memiliki peran penting dalam ekologi hutan --mengaduk-aduk tanah dan menyebarkan benih saat mereka mencari makan," kata Joy seperti dilansir Kompas.com.
Sayangnya, mereka juga termasuk ke dalama kelompok hewan "rentan" di alam liar karena mulai kehilangan habitat dan kerap diburu manusia untuk dijual. "Mereka sungguh hewan yang luar biasa yang butuh perlindungan dari kita," tegas Joy.
Baca Juga: Satu Tahun GRID STORE: Tersedia Layanan Pelanggan Majalah-el Berdiskon
Source | : | National Geographic Indonesia,KOMPAS.com,Kehati |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR