Meskipun hanya memiliki kepala seukuran biji rumput, kira-kira 0,0002 persen ukuran kepala manusia, lebah terbukti sangat cerdas menurut hasil penelitian terbaru. Serangga-serangga ini tidak hanya dapat belajar satu sama lain dan menggunakan alat. Mereka juga dapat menghitung dan menggunakan persamaan matematika dasar.
Pertanyaannya adalah, bagaimana kalkulator kecil seukuran biji itu bisa mengubah keterampilan memecahkan masalah menjadi sesuatu yang kompleks seperti melepas tutup dari botol soda?
Jelas, bias teori von Frisch terkait otak besar masih bersama kita hari ini. Ahli zoologi tersebut mengatakan bahwa lebah bisa "mencapai prestasi intelektual yang menakjubkan" hanya melalui naluri dan akan gagal "ketika tiba-tiba dihadapkan dengan tugas-tugas asing".
Membuka tutup minuman manis bukanlah pekerjaan yang harus diselesaikan lebah di alam, jadi von Frisch tampaknya akan skeptis pada teori lamanya itu. Mungkin saja lebah-lebah itu beruntung kali ini, mendeteksi hadiah manis yang mendorong mereka mengembara secara membabi buta dan melawan sedikit tantangan.
Baca Juga: Lebah Bertopeng Langka Ditemukan Kembali Setelah Hilang Hampir Seabad
Di sisi lain, alam masih bisa mengejutkan kita. Di otak lebah yang penuh sesak, misalnya, satu sel saraf terkadang dapat terhubung dengan hingga 100.000 sel lainnya.
Dalam penelitian terbaru, lebah dilatih untuk menggiring bola ke gawang untuk mendapatkan hadiah. Untuk mencetak gol, serangga perlu meniru gerakan satu sama lain dan belajar dari kesalahan mereka, yang dapat mereka lakukan dengan sangat mudah.
"'Penggunaan alat' seperti itu pada suatu waktu dianggap berasal dari manusia saja, tetapi kemudian ditemukan juga pada primata, di samping mamalia laut, dan kemudian pada burung," tulis para peneliti pada tahun 2017 seperti dilansir Science Alert.
"Sekarang kami menyadari bahwa banyak spesies memiliki kapasitas untuk membayangkan bagaimana objek tertentu dapat digunakan untuk mencapai tujuan."
Bahkan dengan sirkuit neuron yang kecil, lebah mungkin mampu melakukan jauh lebih banyak daripada yang pernah kita duga.
Source | : | Science Alert,ViralHog |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR