Sekitar 250 juta tahun lalu, lebih dari 90 persen spesies laut di Bumi punah. Kebakaran batu bara besar, diduga sebab dalam kepunahan masif ini.
Erupsi gunung berapi di kawasan yang kini dikenal sebagai Siberia di Rusia, kemungkinan membuat lapisan batu bara terpicu ledakan. Akibatnya, sejumlah besar abu beracun memenuhi atmosfer. Abu yang kemudian turun ke bumi, meracuni laut dan mengubah kimiawi planet ini, akhirnya memusnahkan makhluk hidup.
Kemungkinan ini diajukan berdasarkan penelitian tahun 2011 lalu yang termuat dalam jurnal Nature Geoscience. Penelitian oleh tim Geological Survey Kanada tersebut menemukan partikel gosong atau arang di lapisan sedimen laut dalam di wilayah Arktika, yang berusia semasa dengan Periode Permian. Periode geologis Permian terjadi pada 299 hingga 251 juta tahun lalu.
Para peneliti menyatakan partikel-partikel tersebut sangat mirip dengan abu yang terbentuk saat batu bara dibakar. Mereka berasumsi pada Periode Permian terjadi erupsi dari basal yang sebelumnya mengendap di area batuan vulkanik yang luas, yang disebut Siberian Trap. Basal adalah batuan beku hasil lelehan gunung berapi yang biasanya berwarna kehitam-hitaman.
Erupsi tersebut kemungkinan memicu terbakarnya lapisan batu bara, mengirim debu abu terbang dalam jumlah sangat besar hingga lebih dari 20 kilometer ke atmosfer. Bahkan, beberapa erupsi besar diperkirakan melebihi jarak 40 kilometer. Artinya, erupsi ini cukup kuat untuk mengirim abu ke lapisan stratosfer.
Abu yang ringan diperkirakan menyebar secara global dengan bantuan angin, sebelum akhirnya jatuh dari stratosfer. Abu itu kemudian bercampur dengan air dengan sangat perlahan-lahan dan membentuk cairan seperti bubur yang membatasi penetrasi cahaya.
Sementara itu, logam beracun dan elemen radioaktif yang terkonsentrasi dalam abu, menciptakan kondisi yang sangat beracun.
Tim peneliti juga menganalisis karbon terestrial yang ditemukan di sedimen laut dalam yang seusia Periode Permian. Mereka menyatakan, batuan-batuan penunjuk keberadaan sejumlah penting batu bara yang gosong, telah diendapkan sebelum kepunahan hewan-hewan laut terjadi. Para peneliti melakukan analisis geokimia dan petrologi arang. Arang tersebut kemungkinan besar berasal dari pembakaran batu bara Siberia dan dari sedimen yang kaya zat-zat organik.
"Arang ini sangat mirip dengan debu batu bara yang dapat kita jumpai saat ini, yang dapat menciptakan kondisi akuatik beracun saat dilepaskan dalam bentuk bubur," tulis laporan ini. Selama kepunahan di Zaman Permian yang juga dikenal sebagai periode "Great Dying", siklus biogeokimia terganggu secara global. Gangguan ini menyebabkan kematian sekitar 80 persen hewan-hewan darat, dan 90 persen kehidupan laut.
Penulis | : | |
Editor | : | Reza Wahyudi |
KOMENTAR