Sekitar 300 ekor tukik yang dijadwalkan untuk acara pelepasan pada puncak Sail Wakatobi-Belitong hari ini (13/10) terpaksa telantar akibat sejumlah kesalahan koordinasi.
Hal ini disampaikan oleh Budi Setiawan dari Pusat Penangkaran Penyu di Kawasan Konservasi Pulau Kepayang. Tukik atau bayi-bayi penyu itu telah dibawa semenjak pagi, tetapi kapal yang membawanya dihalangi ketika akan masuk.
Budi memaparkan, pihaknya memang tidak diberikan suatu kartu identitas dari panitia acara sehingga tidak bisa berbuat apa-apa. "Kami tidak memiliki ID (kartu identitas), lantas tidak diperbolehkan masuk ke area," kata Budi.
Ia menyesalkan, bahwa perhelatan berskala internasional yang mengandung tagline "Clean Ocean for the Future" ini malahan menjadi bias pesannya.
"Ide ini (pelepasan tukik) sebenarnya pesan kalau Indonesia mengajak dunia menjaga biodiversitas laut. Indonesia, diwakili Presiden bersama para yachter, melepas tukik bersama-sama ke laut," terangnya. Namun tukik itu terusir oleh penjaga keamanan acara dan birokrasi rumit.
"Dari awal seharusnya ada agenda pelepasan penyu bersama transplantasi terumbu karang di acara puncak. Ternyata di sini jadi tidak ada jadwalnya, akibat acara tidak beraturan begini," ujar Alfatah Suriaan, salah satu staf Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Bangka Belitung.
Menjelang siang, seusai seremonial, barulah tukik dapat dilepaskan di pinggir pantai. Pelepasan berlangsung secara non-formal dengan masyarakat tanpa melibatkan perangkat pemerintah seperti menteri-menteri dan sebagainya.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR