Peneliti menemukan tiga spesies baru kelelawar dengan hidung berbentuk tabung seperti bunga mekar pada hutan di Asia Tenggara, persisnya Kamboja dan Vietnam.
Menurut ketua tim peneliti, Gabor Csoba dari Hungarian Natural History Museum, seperti dilansir dari situs Mongabay.com, ketiga kelelawar ini masuk dalam genus Murina. Ketiga kelelawar ini adalah Murina cineracea, Murina beelzebub, dan Murina waltsoni.
"Bentuk hidung yang panjang belum diketahui fungsinya hingga saat ini," kata Csoba. Ia melanjutkan, kelelawar sempat sulit ditangkap karena hewan ini memiliki sistem ekolokasi yang hebat. Kemampuan ekolokasi itu digunakan kelelawar untuk mencari mangsa, menghindari predator,serta jebakan. Caranya dengan memproduksi gelombang ultrasonik yang akan terpantul.
"Ekolokasi membuat kelelawar-kelelawar tersebut bisa terbang di hutan yang lebat dan menghindari jaring-jaring. Daya terbang mereka pun sangat rendah, hanya beberapa sentimeter di atas tanah, dengan manuver yang bagus," tambahnya.
Peneliti beranggapan, penemuan spesies baru ini menjadi indikator bagi kesehatan hutan. Kendati demikian, kelelawar ini juga dapat terancam oleh deforestasi hutan.
Berdasarkan data Conservation International (CI), hutan tropis di Asia Tenggara terancam penebangan hutan, pemanfaatan hutan untuk pertanian, proyek hidroelektrik, dan proyek-proyek pembangunan besar. Sekitar 5 persen saja dari hutan hujan yang masih utuh.
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR