Peta Van Linschoten memuat Pulau Jawa, Borneo, dan pulau-pulau di Maluku. Walau berwarna kuning kusam, garis-garis batas pulau dan nama-namanya masih jelas. Namun, pihak museum tidak mengizinkan pengunjung memotret peta-peta ataupun koleksi lain yang tersimpan di dalamnya.
Tampaknya Eropa lebih dulu tertarik kepada Asia, termasuk Indonesia, daripada benua besar di Bumi belahan selatannya. Pada abad ke-15, negara-negara Eropa, dipacu oleh kemajuan teknologi pelayaran, berlomba-lomba mengarungi lautan ke selatan. Tujuan utamanya adalah untuk berdagang dan menemukan daerah baru.
Baca Juga: Kartografi Dunia Berutang Kepada Rempah Maluku
Informasi-informasi yang dikumpulkan dalam pelayaran ini diberikan kepada para ahli kartografi untuk pembuatan peta. Dari sinilah orang Eropa untuk pertama kali berhasil membuat peta dunia.
Imajinasi manusia nyatanya merupakan kekuatan yang luar biasa. Sebelum teknologi pelayaran berkembang, Macrobius dengan daya imajinasinya percaya bahwa ada orang hidup di belahan bumi selatan yang berdiri dengan kaki yang bertolak belakang dengan orang-orang di Eropa. Dengan kata lain, ia memvisualisasikan sebuah Bumi yang bulat.
Dan, begitulah peta imajinasi buatan Macrobius: peta kuno yang tampak sangat sederhana, tetapi memuat sebuah kebenaran yang kemudian terbukti.
Baca Juga: Kartografi yang Mengungkap Misteri Kehidupan dan Perilaku Satwa Liar
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR