Jailolo, Halmahera Barat, wilayah kepulauan di bumi Timur Nusantara ini sejak zaman kolonial dahulu dikenal akan kekayaan rempahnya yang menjadi sumber rempah-rempah terbaik dunia. Lantas terdapat keindahan alam bahari serta berbagai nilai budaya. Seluruhnya merupakan aspek utama yang diangkat dalam Festival Teluk Jailolo.
Irine Yusiana Roba dari Jailolo Foundation mengemukakan, festival yang akan digelar pada 16-18 Mei ini adalah sarana sosialisasi mengenai sumber daya alam, kebudayaan, serta pariwisata setempat. Festival yang sudah diadakan lima tahun ini merupakan juga rangkaian awal Visit Halmahera Barat Year 2013.
Bupati Halmahera Barat, Namto Hui Roba, mengakui ada kendala pada akses untuk sampai di Jailolo. Penerbangan langsung mencapai bandar udara di Ternate, Maluku Utara, Bandara Sultan Babullah. Dari Ternate menuju Jailolo harus ditempuh jalur laut dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.
Transportasi di Jailolo juga cukup terbatas. Namun ia optimis sekali akses akan bisa dipermudah. "Selama ini (akses) tidak terpelihara karena tak ada dorongan atau motivasi," tuturnya di Gedung Sapta Pesona Kementerian Parekraf, Jakarta (31/1).
Untuk akomodasi lebih baik, ungkap Namto Hui yang melanjutkan, di samping hotel-hotel sederhana, sekarang ini sudah sekitar 100 homestay dibangun. "Harapan saya, kalau bisa seluruh rumah penduduk dibangun sesuai dengan standar penginapan (homestay). Supaya uangnya dipakai mensejahterakan masyarakat".
Acara puncak dalam Festival Teluk Jailolo bakal diisi drama musikal dan tari dari anak-anak Halmahera Barat bertajuk "Sasadu on the Sea". Pertunjukkan ini, menurut Irine, dirancang spektakuler pada malam hari dengan konsep rumah adat di atas laut.
"Untuk itu kami hadirkan seniman Eko Supriyanto, penari yang punya pengalaman menjadi penari latar antara lain Madonna. Ia melatih koreografi," kata Irine. Di samping Eko, ada Dimas Leimana dan Oleg Sanchabakhtiar yang telah melatih koreografi kepada masyarakat Halmahera Barat.
Jailolo berpotensi bagi destinasi minat khusus, wilayah Kabupaten Halmahera Barat termasuk dalam daerah segitiga terumbu karang dunia (coral triangle). Pesona bawah laut termasuk biotanya telah membawa begitu banyak wisatawan datang untuk menyelam.
Dayu Prastini Hatmanti, Miss Scuba International 2011 yang berencana ikut meramaikan Festival Teluk Jailolo, mengatakan kepeduliannya terhadap konservasi surga bawah laut di perairan Indonesia. Menurut Dayu, para penyelam seperti dirinya yang sudah memiliki pengalaman, perlu mengajarkan masyarakat agar bisa paham diving yang benar.
"Sekarang banyak kerusakan itu disebabkan oleh para diver baru, yang mungkin belum tahu, maka perlu terus diberitahukan konservasi," cerita Dayu. Di Teluk Jailolo saja, ada sekitar 15 spot menyelam. "Setiap spot berkarakter unik, tidak sama dengan spot lain," tambahnya kemudian.
Jika hendak berpetualang lebih, di Jailolo bisa dicicipi aneka ragam suguhan khas. Hasil buminya yang berupa hasil perkebunan seperti buah kelapa (kopra) dan bumbu rempah bahan dasar bagi kuliner di berbagai bangsa. Dapat menyusuri perkebunan rempah-rempah yang asli dan bersejarah, serta tentu mengalami serunya berkenalan dengan berbagai bumbu melalui spice parade dan spice expo.
Pada Festival Teluk Jailolo di tahun 2012, Kabupaten Halmahera Barat berhasil meraih dua rekor MURI, yaitu Bakul Keranjang Terbesar setinggi 10 meter, dan Bakar Ikan dengan panjang defile enam kilometer sementara berat ikan menapai 13,25 ton.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR