Para peneliti menjelaskan bahwa serigala dan anjing dapat membuat dua jenis pigmen yang berbeda. Pertama adalah yang hitam, yang disebut eumelanin. Kedua, yang kuning, pheomelanin.
Produksi kedua pigmen ini diatur secara tepat pada waktu yang tepat dan pada tempat yang tepat pada tubuh sehingga menghasilkan pola warna bulu yang sangat berbeda.
Sebelum penelitian, empat pola berbeda telah dikenali pada anjing dan beberapa varian genetik telah diteorikan yang menyebabkan pola ini. Namun, pengujian genetik komersial varian ini pada ribuan anjing memberikan hasil yang bertentangan. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang ada tentang pewarisan pola warna bulu tidak lengkap dan tidak sepenuhnya benar.
Selama pembentukan warna bulu, yang disebut protein pensinyalan agouti mewakili saklar utama tubuh untuk produksi pheomelanin kuning. Jika protein pensinyalan agouti hadir, sel-sel penghasil pigmen akan mensintesis pheomelanin kuning. Jika tidak ada protein pensinyalan agouti, eumelanin hitam akan terbentuk.
Baca Juga: Selain Paham Perasaan, Anjing Juga Berevolusi Agar Bisa Berkomunikasi dengan Manusia
"Kami menyadari sejak awal bahwa varian genetik penyebab harus menjadi varian pengatur yang memodulasi laju produksi protein dan mengarah pada jumlah protein sinyal agouti yang lebih tinggi atau lebih rendah," jelas Tosso Leeb, seperti dikutip dari laman University of Bern.
Gen untuk protein pensinyalan agouti memiliki beberapa situs inisiasi untuk membaca informasi genetik, yang disebut promotor. Anjing, di satu sisi, memiliki promotor ventral, yang bertanggung jawab untuk produksi protein sinyal agouti di perut. Di sisi lain, anjing juga memiliki promotor khusus siklus rambut tambahan yang memediasi produksi protein pensinyalan agouti selama tahap pertumbuhan rambut tertentu dan memungkinkan pembentukan rambut berpita.
Untuk pertama kalinya, para peneliti mengkarakterisasi dua promotor ini secara rinci pada ratusan anjing. Mereka menemukan dua varian dari promotor ventral.
Baca Juga: Kisah Sedih Laika si Anjing Luar Angkasa dan Perjalanannya ke Orbit
Source | : | University of Bern |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR