Sebuah pemakaman Romawi kuno yang ditemukan di bawah tempat parkir mobil Kota Vatikan 60 tahun lalu akan dibuka untuk umum pada awal 2014.
Wartawan BBC News di Roma, Italia, David Willey melaporkan, Vatikan tengah melihat-lihat rincian situs yang akan bisa dilihat di Museum Vatikan kelak.
Para pengunjung bisa memasuki dunia orang mati pada zaman Romawi kuno melalui sebuah pintu baja kecil yang terletak di sebelah Sentral Telepon Vatikan.
Pekuburan ini berasal dari periode abad ke-1 Masehi, selama pemerintahan Kaisar Augustus, dan abad ke-4 Masehi, ketika Kaisar Konstantin beralih kepercayaan menjadi seorang Kristiani.
Konstantin membangun gereja pertama di tempat Basilika Santo Petrus sekarang berdiri. Santo Petrus sendiri yang adalah paus pertama, menurut tradisi dikuburkan di sekitar Basilika. Beberapa kerangka memutih berbaring di kuburan terbuka yang berongga, tetapi sebagian besar yang dimakamkan di sini terlebih dulu dikremasi.
Tulang dan abu mereka ditempatkan di dalam guci terakota. Namun terlihat jelas bahwa makam ini bukan area pekuburan Kristiani karena para arkeolog tidak menemukan adanya simbol-simbol kristen seperti salib, jangkar atau merpati.
Pada masa itu Kota Vatikan adalah area warga kelas menengah dan banyak dari mereka adalah mantan budak yang sudah dibebaskan. Para warga ini memilih untuk dimakamkan.
Batu nisan pekuburan ini memberikan gambaran yang jelas tentang jatidiri mereka dan mata pencarian mereka. Sebagai contoh ialah Alcimus, seorang arsitek yang bekerja sebagai desainer di teater di Pompey. Di atas makamnya digambarkan satu set peralatan kerja.
Sementara seorang pematung, Tiberius Claudius Thesmus, memiliki potret diri yang berbentuk patung dada pada makamnya dengan anjing yang setia di sisinya.
Salah satu patung yang paling menyentuh adalah sosok seorang anak kecil, laki-laki, tanpa nama, yang dilukiskan sebagai budak kecil yang berbaring tidur dengan lentera di sisinya, menemani tuannya melalui lorong-lorong gelap Roma.
Anak ini merupakan seorang lanternarus servus, operator pembawa lentera yang digunakan oleh banyak keluarga untuk menerangi jalan mereka ketika bepergian pada malam hari.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR