Perubahan iklim adalah hal yang sulit dihindari karena faktor pemicunya tidak bisa dihilangkan secara signifikan. Wilayah-wilayah di pesisir pantai merupakan daerah yang memiliki tingkat risiko bahaya tinggi akibat perubahan iklim yang terjadi di seluruh dunia saat ini.
Untuk mengatasi kerentanan bahaya di wilayah pantai tersebut, hal yang penting dibutuhkan adalah skenario pembangunan masa depan yang beradaptasi dengan perubahan iklim.
Hal ini dikupas lebih jauh dalam seminar internasional dengan tajuk “Climate and Societal Change in Coastal Areas in Indonesia and South East Asia”, yang dibuka di Jakarta (19/2).
Indonesia tak luput dari dampak perubahan iklim global, terutama wilayah-wilayah pantainya.Tentu saja, Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak daerah pesisir. Berbagai perubahan wilayah pesisir pun telah terjadi seperti kenaikan muka air laut, peningkatan abrasi yang akhirnya berdampak buruk bagi ekosistem dan kehidupan pesisir.
Pertemuan untuk membahas tentang perubahan iklim dan masyarakat wilayah pesisir di Indonesia dan Asia Tenggara menjadi sebuah langkah positif untuk menentukan rencana pembangunan yang disesuaikan dengan dampak perubahan iklim. Direktur Interdisciplinary and Advance Research Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (ICIAR-LIPI) Diaz Djaja Santika, mengatakan, penelitian lebih lanjut tentang pengurangan dampak bencana akibat perubahan iklim perlu dilaksanakan lebih intens lagi untuk meminimalisir risikonya. “Bukan hanya untuk saat ini, namun juga untuk masa yang akan datang,” tandasnya.
Para ahli di bidang bahaya, kerentanan, serta risiko bencana perubahan iklim diharapkan memberikan solusi untuk pengurangan dampaknya ke depan. “Pertemuan kali ini akan menghadirkan 30 ilmuwan maupun praktisi nasional dan internasional yang bekerja di bidang bahaya dan risiko bencana serta adaptasi perubahan iklim,” imbuhnya.
Melirik Kasus Codeblu, Dulu Pengulas Makanan Justru Sangat Menjaga Anonimitas, Kenapa?
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR