Sekitar tahun 1420 Subang Larang Kembali ke Muara Jati. Setelah kepulangannya, dua tahun kemudian, ia semakin dikenal tatar Sunda. "Ia dipersunting pada tahun 1422, sebagai selir permaisuri oleh raja paling sohor dimasanya, yaitu Prabu Siliwangi. Ia merupakan penguasa dan raja terbesar dari Kerajaan Pajajaran," tulis Herwig Zahorka.
Zahorka menulis kisah kesohoran Subang Larang dalam bukunya berjudul The Sunda Kingdom of West Java: From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with the Royal Center of Bogor. Bukunya diterbitkan pada 2007 silam.
Menariknya, Subang Larang adalah satu-satunya istri Raja Pajajaran yang memeluk agama Islam. "Ia adalah satu-satunya selir beragama Islam, ditengah lingkungan Kerajaan Hindu (Pajajaran)," lanjut Zahorka.
Baca Juga: Jelajah Tengara-Tengara Cirebon
Meski begitu, Subang Larang tetap berpegang teguh dalam keyakinannya dan tak goyah sedikitpun. "Ia menginspirasi melalui kekuatan imannya, menjunjung toleransi ditengah keberagaman. Ia tidak merubah penampilannya, sehingga terpancar inner beauty dalam dirinya," tambahnya.
Catatan Uka Tjandrasasmita, dalam bukunya yang berjudul Jakarta Raya dan Sekitarnya: Dari Zaman Pra Sejarah hingga Kerajaan Pajajaran, terbitan tahun 1977. Menyebut tentang awal mula ketertarikan Prabu Siliwangi kepada Subang Larang.
"Prabu Siliwangi jatuh hati setelah mendengar keindahan suara dari lantunan ayat suci Al-Qur’an yang dibacakan oleh wanita berparas cantik jelita bernama Nyai Subang Larang," tulis Tjandrasasmita dalam bukunya.
Source | : | International Journal Pedagogy of Social Studies |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR