Nationalgeographic.co.id—Menurut perwira senior Seth Shostak di Search for Extra-Terrestrial Intelligence (SETI), kita akan menemukan keberadaan kehidupan di luar bumi yang cerdas dalam waktu 20 tahun mendatang. Sebuah perkiraan waktu yang benar-benar membuat kita menjadi penasaran. Benarkah alien itu ada?
Berdasarkan kemajuan teknologi terbaru dari teleskop luar angkasa di tahun-tahun mendatang, para ilmuwan yakin bahwa kita suatu saat benar-benar akan mengonfirmasi di mana kita tidaklah sendirian di alam semesta ini.
Akan tetapi, jika alien itu ada, bagaimana cara mereka berkomunikasi? Sebuah studi baru yang dilakukan oleh fisikawan kuantum Imperial College London, Terry Rudolph, menunjukkan bahwa alien dapat menggunakan bintang untuk berkomunikasi satu sama lain secara diam-diam.
Rudolph menulis pemikirannya yang terbit di arXiv pada 27 Juli 2021, berjudul Perhaps they are everywhere? Undetectable distributed quantum computation and communication for alien civilizations can be established using thermal light from stars. Dia menyatakan bahwa alien bisa menggunakan bintang untuk mengirim pesan ke orang lain di luar angkasa. Mereka memanfaatkan kekuatan foton terjerat dari berbagai bintang untuk mengirim pesan tersembunyi ini. Gagasan komunikasi ini tampaknya berkedip secara acak kepada orang lain. Meskipun itu murni spekulasi, tetapi ini sangatlah mungkin dari segi fisika.
Sebagaimana dilansir Tech Explorist, Rudolph mencatat dalam makalahnya, "Difraksi ruang bebas foton mendistribusikan keterikatan yang sangat berguna: penerima mode yang disebarkan dapat melakukan perhitungan kuantum terdistribusi hanya menggunakan optik linier dan penghitungan foton."
Fenomena keterjeratan kuantum terjadi ketika dua atau lebih partikel berinteraksi sedemikian rupa sehingga keadaan kuantum setiap partikel kelompok tidak dapat dijelaskan secara independen dari keadaan yang lain, termasuk ketika partikel dipisahkan oleh jarak yang jauh. Artinya, pengamatan terhadap salah satu partikel terjerat dapat secara otomatis mengungkapkan informasi tentang partikel terjerat lainnya.
Baca Juga: Heboh Penampakan Bentuk Tengkorak Perempuan Mirip Alien dari Rusia
Akan tetapi, bagaimana hubungan ini dengan komunikasi alien? Dalam makalahnya, Rudolph menyatakan bahwa, “Spekulasi dalam judul tersebut muncul dari pengamatan lebih lanjut bahwa cara alami bagi peradaban yang berhati-hati untuk menyembunyikan distribusi keterikatan fotonik mereka adalah dengan menggunakan cahaya termal yang telah dipancarkan dari berbagai bintang yang mereka kunjungi.”
Keterikatan kuantum telah ditunjukkan secara eksperimental dengan foton dalam komunikasi. Itu hanya membutuhkan penerima untuk hanya menggunakan optik linier (interferometer pasif) dan penghitungan jumlah foton untuk dapat berkomunikasi secara klasik.
Untuk komunikasi seperti itu, mereka harus mengetahui jumlah foton dalam mode yang telah mereka pilih untuk digunakan. Ini akan mengharuskan melakukan pengukuran kuantum non-pembongkaran nomor foton.
Baca Juga: Stephen Hawking Pernah Ingatkan Kita: Tak Perlu Jawab Panggilan Alien!
"Karena cahaya termal yang mereka ukur adalah diagonal dalam basis angka, bahkan proses ini pada prinsipnya dapat dianggap tidak dapat dibedakan oleh kita yang dikecualikan dari percakapan." kata Rudolph.
Foton bergerak dengan kecepatan 186.282 mi/s, merambat miliaran tahun cahaya, dan mempertahankan koherensi kuantum yang signifikan.
“Salah satu konsekuensinya adalah bahwa peradaban yang cukup maju dapat melakukan pengukuran kuantum non-penghancuran nomor foton pada mode cahaya yang sesuai yang dipancarkan dari bintang, sedemikian rupa sehingga keterikatan skala besar yang berguna didistribusikan oleh partikel bebas berikutnya. perambatan ruang dari cahaya itu melalui alam semesta,” pungkas Rudolph.
Baca Juga: Kita Tidak Akan Pernah Bertemu Alien Cerdas, Klaim Ahli Sains
Komunikasi kuantum memang telah diketahui menjanjikan sebagai komunikasi generasi berikutnya yang sangat aman. Tapi, apakah itu benar-benar mungkin dalam skala besar?
Eksperimen baru yang dilakukan antara satelit di orbit dan stasiun di darat, menunjukkan bahwa itu sangatlah mungkin. Ini juga dapat menawarkan cara yang menjanjikan untuk menjamin keamanan tanpa syarat untuk tautan optik satelit-ke-darat dan antar-satelit, dengan menggunakan protokol informasi kuantum sebagai distribusi kunci kuantum.
Jadi, apakah alien itu benar-benar ada? Mungkin kita hanya perlu menunggu beberapa dekade ke depan untuk mengetahuinya.
Baca Juga: Makhluk Laut Mirip Alien Ditemukan di 'Pompeii Jurassic' di Inggris
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | techexplorist.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR