Nationalgeographic.co.id—Fosil ular berkaki yang ditemukan di Provinsi Rio Negro, Argentina, oleh periset dari Universidad Maimonides. Penemuan fosil ini menambah spekulasi bahwa awalnya ular memiliki kaki—sebelum kaki-kakinya menghilang karena evolusi.
Dikutip CNN, fosil ular yang baru ditemukan itu sangat terpelihara dengan baik. Terutama tengkorak ular, menunjukkan bahwa mereka memiliki kaki belakang untuk waktu yang lama. Hal ini diungkap sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances.
Sebelumnya, para ilmuwan kesulitan dalam melakukan pengamatan terhadap evolusi ular karena catatan fosilnya yang terbatas. Dalam catatan fosil itu, ular pertama kali muncul di bumi pada periode Jurassic Tengah atas antara 163 hingga 174 juta tahun yang lalu.
Lebih lanjut, teori sebelumnya menyatakan bahwa ular berkaki hanyalah bentuk pada salah satu fase sementara, atau sebelum ular berubah menjadi tanpa anggota tubuh seperti saat ini.
Namun temuan fosil ini seolah membuktikan bahwa hewan melata ini pernah hidup dan memiliki dua kaki, kira-kira selama 70 juta tahun. Kaki itu pun disebut sangat berguna bagi ular sebelum mereka beradaptasi hingga akhirnya kaki mereka hilang.
Najash rionegrina adalah jenis ular awal dengan kaki belakang. Para peneliti menemukan delapan tengkorak, termasuk satu yang hampir utuh sempurna, serta fosil lainnya di Area Paleontologi La Buitrera di Patagonia utara di Argentina.
Tulang pipi itu, juga disebut tulang jugal, ada pada ular awal ini hampir 100 juta tahun yang lalu, tetapi tidak terlihat pada ular modern.
Secara fisik, Najash rionegrina memiliki ciri primitif mirip kadal. Najash memiliki tulang pipi dan persendian antar rahang. Namun tulang tersebut tidak ditemukan pada ular di masa sekarang.
"Temuan kami mendukung gagasan bahwa nenek moyang ular modern bertubuh besar dan bermulut besar, bukannya bentuk liang kecil seperti yang diperkirakan sebelumnya," kata Fernando Garberoglio, penulis utama di Fundación Azara di Universidad Maimónides, di Buenos Aires, Argentina.
"Studi ini juga mengungkapkan bahwa ular purba mempertahankan kaki belakang mereka untuk waktu yang lama sebelum asal ular modern yang sebagian besar tidak memiliki kaki sama sekali," paparnya lagi.
Baca Juga: Titanoboa, Monster Ular Terbesar dan Paling Mengerikan di Bumi
Ular itu juga tidak memiliki serangkaian puncak bertulang. Selama 70 juta tahun, ular Najash rionegrina hidup dengan kaki belakang dengan sukses dan stabil. Ini menunjukkan bahwa kaki belakang berguna bagi ular dan bukan hanya bagian dari fase transisi sebelum mereka beradaptasi untuk hidup tanpa mereka.
Pemindaian mikroskop dan tomografi cahaya memungkinkan para peneliti untuk melihat Najash dalam 3-D dan lebih memahami tahap awal evolusi yang mengarah pada ular modern. Cara tersebut juga memberi para peneliti pandangan yang lebih dekat pada jalur saraf dan pembuluh darah di dalam kerangka ular.
"Penelitian ini merevolusi pemahaman kita tentang tulang jugal pada kadal ular dan non-ular," kata Michael Caldwell, rekan penulis studi dan profesor di University of Alberta.
"Setelah 160 tahun salah, makalah ini mengoreksi fitur yang sangat penting ini tidak berdasarkan dugaan, tetapi pada bukti empiris," sambung Caldwell.
Secara keseluruhan, penelitian mereka terkait ular berkaki ini memberikan pandangan mendalam pada rencana tubuh ular. Karena kurangnya kaki depan, para peneliti percaya mereka menghilang lebih awal sebelum kaki belakang.
"Tentu saja penelitian ini sangat penting untuk memahami evolusi tengkorak ular modern dan kuno," tutup Caldwell.
Baca Juga: Evolusi Ular Terjadi Setelah Selamat dari Asteroid Pembunuh Dinosaurus
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | CNN |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR