Dari 20 jenazah korban tanah longsor di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, baru 16 orang yang bisa diidentifikasi. Hal itu dikatakan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Minggu (14/12).
"Dari 20 orang tewas, 16 sudah teridentifikasi dan 4 orang belum dapat diidentifikasi," ujar Sutopo.
Para korban, kata dia, tidak berasa dari warga Sampang, Karangkobar. Ada beberapa warga dari daerah lain yang melintas ikut terkena musibah tersebut.
Sementara itu, data BNPB juga mencatat ada 577 jiwa yang tersebar di 10 titik yang sedang mengungsi. Rata-rata para pengungsi ini berasal dari warga Dusun Jemblung (200 jiwa) dan warga dari dusun/desa di sekitarnya (377 jiwa).
Para pengungsi, kata Sutopo, juga memerlukan bantuan makanan, selimut, sanitasi, obat-obatan, pakaian, dan pakaian anak-anak.
"Hari ini pencarian korban akan mulai dilakukan dengan alat berat. Kementerian PU telah mengerahkan 10 alat berat, di mana sejak kemarin beberapa material longsor yang menutup jalan," ujarnya.
Pencarian akan dilanjutan dengan 1.250 personel dari tim gabungan dari Tim Reaksi Cepat BNPB, BPBD, TNI, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, SKPD, NGO, relawan dan masyarakat membantu melakukan pencarian korban.
Sementara data yang masuk di Puskesmas Karangkobar, sudah ada delapan korban jiwa. Tujuh di antaranya sudah diambil pihak keluarga untuk dimakamkan.
"Ini ada satu yang belum, kami sebut dia Mr x. Jika nanti belum ada yang menjenguk, kami akan kubur dia, sudah dua hari di sini, kami imbau agar warga melihat ciri-cirinya di puskesmas," ujar pra medis puskesmas, Minggu pagi.
Mr X diperkirakan berumur 40 tahun dengan ciri-ciri rambut cepak, berkumis, pakai cincin akik, di jari tangan iri, ring kuning.
Mendesak Pengesahan RUU Masyarakat Adat yang Menjadi Benteng Terakhir Upaya Konservasi
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR