Tradisi topeng kematian berasal dari Roma dan mesir kuno, ketika topeng itu digunakan untuk mengawetkan wajah orang mati sebelum munculnya fotografi. Selama berabad-abad, mereka telah digunakan sebagai bagian dari upacara pemakaman, potret, upacara keagamaan, dan penyelidikan.
Marie Tussaud mungkin bukan penemu topeng kematian, tetapi dia adalah orang pertama yang mengomersialkan praktik kuno ini dalam skala besar. Pada 1802, saat Napoleon Bonaparte terpilih sebagai Konsul Seumur Hidup, ia membawa koleksi patung lilinnya untuk pameran tur di seluruh Inggris Raya sebelum akhirnya memajangnya secara permanen di Baker Street, London pada 1835.
Koleksinya pun meluas hingga mencangkup para bangsawan Inggris, politisi, dan para penjahat terkenal dengan adegan kejahatan mereka, menurut laman National Geographic France.
Baca Juga: Menyenangkan, Menginap Bersama Idola di Museum Madame Tussaud
Supaya lilin mirip dengan para model mereka, tim Madame Tussauds memperoleh artefak asli, seperti kereta bayi yang digunakan untuk mengangkut sisa potongan-potongan korban pembunuhan di Hampstead pada 1890 hingga jubah gemerlap milik Raja George IV.
Majalah Punch menjuluki bagian dari koleksi permanen itu sebagai "Chamber of Horrors", sebuah julukan yang membangkitkan keingintahuan paling mengerikan dari publik Inggris.
Berkat keberhasilan yang datang dari kontroversi, Marie menuai kritik karena sensasionalisnya.
Baca Juga: Misteri Temuan Patung Tuxtla Asal Meksiko yang Berusia 1.800 Tahun
Saat ini, Museum Madame Tussauds telah kedatangan lebih dari 10 juta pengunjung di dua puluh tiga kota di empat benua. Kendati studio museum masih menggunakan beberapa teknik asli yang digunakan oleh Marie, sebagian besar patung lilin telah menggambarkan bintang Hollywood, atlet profesional, dan politisi.
Proses pembuatan patung bisa dilakukan selama berbulan-bulan, dimulai dengan serangkaian foto dan pengukuran yang cermat di mana seorang pematung memodelkan figur dengan tanah liat.
Setelah langkah itu selesai, model lilin pun dibuat, kemudian warna diterapkan dengan hati-hati dalam nada kulit, gigi, dan mata model. Rambut manusia asli juga disisipkan satu per satu di bagian kepala, bulu mata, dan alisnya.
Baca Juga: Masa Lalu Madame Tussaud, Dipenjara dan Hampir Mendapat Hukuman Mati
Source | : | National Geographic France |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR