Malam hari nanti langit akan dipenuhi dengan cahaya kembang api dan ingar-bingar ledakan untuk menyambut pergantian tahun. Lebih dari seribu tahun silam, bahan peledak ini sebenarnya ditemukan karena para ahli kimia ingin menciptakan ramuan panjang umur bagi manusia.
Pada pada tahun 600 hingga 900, beberapa ahli kimia Tiongkok berkutat menciptakan ramuan yang bisa membuat manusia panjang umur. Mereka mencampur arang, sulfur, dan beberapa bumbu yang mengandung potasium nitrat, yang pada masa itu terkenal sebagai penyedap makanan.
Baca juga: Lima Alasan Mengapa Media Sosial Memengaruhi Kesehatan Mental Kita
Alih-alih memperpanjang umur, ramuan mereka malah menciptakan ledakan. Para penduduk pun mulai mencampur bahan tersebut dan memasukkannya ke bambu dan melemparkannya ke api, menghasilkan suara ledakan yang membahana.
Selama Dinasti Song (960-1279), sekitar seratus tahun setelah kembang api diciptakan, pedagang kaki lima menjual barang ini, dan saat itu bambu telah digantikan oleh tabung kertas. Pada sekitar abad ke-13, bahan ini mulai tersebar keluar Tiongkok.
Pada 1486, Henry VII mengadakan pesta kembang api saat menikahi Elizabeth of York. Kembang api juga digunakan oleh kaum terpandang untuk membuat para tamu terkesan. Selama masa Renaisans, Itali menjadi pusat dari percobaan kembang api.
Pada 1830, para ahli kimia Italia memiliki ide untuk mencampurkan metal dengan bubuk peledak itu, dan hasilnya adalah warna-warni kembang api yang menghiasi langit seperti yang kita lihat malam nanti.
Baca juga: Menelusuri Pembuatan Mumi di Papua Nugini
Penulis | : | |
Editor | : | Yoga Hastyadi Widiartanto |
KOMENTAR