Keesokan harinya, tim BKSDA dan RASI datang untuk melakukan nekropsi. Setelah pemeriksaan, ia dikubur pada 14:50 WITA. Selama pemeriksaan disimpulkan kode kematian 3 untuk pesut ini, dimana kulit sudah mulai terkelupas dan usus nampak mau keluar. Diperkirakan waktu kematian 1,5 sampai 2 hari sebelum nekropsi. Bangkainya pun belum begitu bau.
Tim nekropsi terdiri dari Untung Rahardjo, staff BKSDA, Herdi Yusuf & Devia Nursyahida, dokter hewan BKSDA, dan Daniëlle Kreb. Mereka melakukan dokumentasi, pengukuran, dan nekropsi. Setelah proses pemeriksaan selesai, bangkai dikubur pada pukul 14:50 WITA.
Melalui pemeriksaan luar, terlihat beberapa luka berbentuk garis (seperti sayatan) di bagian bawah pangkal ekor dan ada luka memar di pipi dan di pangkal ekor bagian samping serta di atas pangkal ekor.
Garis hitam di atas punggung nampak pada atas punggung dan sirip samping. Kulit dari bagian atas mulut juga ada 'rambut' (whisker) yang hanya terlihat pada bayi baru lahir, biasanya cepat lepas meninggalkan lubang kecil yang nampak di bagian mulut luar (rostrum) atas. Semua organ dalam tubuh dalam keadaan normal walau sebagian daru paru kanan atas tampak agak lebih gelap dari yang kiri.Yang belum diketahui adalah struktur yang tampak menempel di atas iga seperti 'benang putih'.
Sementara untuk pemeriksaan luar, ada beberapa luka berbentuk garis (seperti sayatan) di bagian bawah pangkal ekor dan ada luka memar di pipi dan di pangkal ekor bagian samping. Serta di atas pangkal ekor.
Penyebab kematiannya bukan karena tenggelam. Saat ini, sampel Sahid sedang menjalani lab toksikologi untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh Daniëlle. Untuk hasil lengkap nekropsi dalam tubuh menunggu hasil dari laboratorium dan laporan dokter hewan.
Organ masih dalam dalam keadaan cukup segar sehingga diambil berbagai sampel untuk analisa berikut ini:
Histopat: ginjal (kanan/kiri), paru-paru (kanan/kiri), jantung (kanan/kiri), hati, lambung dan bagian lemak dan daging di bawah luka memar di 1. pipi, 2. bagian garis hitam di atas punggung, 3. di bagian pangkal ekor (disimpan dalam pengawet bovin).
DNA: 2 potongan kulit (2x2cm) (1 botol kecil dalam DMSO)
Logam berat: lemak perut, daging, hati (disimpan di dalam freezer) Sampel akan segera diantar ke laboratorium FPIK, UNMUL.
Nama sampel: Ob-Ma-6/11/21.
Baca Juga: Satwa Langka Lumba-lumba Air Tawar Terlihat di Kalimantan Barat
Source | : | Daniëlle Kreb |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR