Teh Beras Merah produksi pertanian Desa Jati Luwih, Kabupaten Tabanan, Bali, banyak diminati wisatawan terutama asal Tiongkok. Karena banyaknya peminat wisatawan asal Tiongkok, dalam kemasan yang dipasarkan disertakan tulisan berbahasa Mandarin.
Teh beras merah ini menjadi salah satu pusat perhatian di ajang Bali InterFOOD 2015 di Nusa Dua. "Wisatawan suka dengan teh beras merah ini. Kualitasnya baik karena beras merah organik pertajian Jati Luwih. Banyak wisatawan yang membeli sebagai oleh-oleh untuk dibawa ke negaranya. Yang paling banyak wisatawan Tiongkok," kata produsen teh beras merah, Nyoman Ariani, di Nusa Dua, Kamis (3/9/2015).
Nyoman Ariani yang akrap dipanggil Cik Man ini juga menjelaskan bahwa prospek teh beras merah ke depannya bagus, baik dari segi bisnis maupun konsumennya. Teh beras merah bisa ditemui di pasar oleh-oleh dan toko yang terbatas penjualannya.
Keterbatasan pemasaran karena produksi beras merah berkualitas untuk dijadikan teh masih sangat sedikit sehingga masih kesulitan dengan bahan bakunya. Satu kilogram teh beras merah seharga Rp 50.000. "Penjualannya masih terbatas. Masih sulit memproduksi besar-besaran karena yang paling bagus bagi kami kan beras merah dari Jati Luwih. Jadi ya begini kondisinya," tambah Cik Man.
Cik Man menambahkan bahwa teh beras merah ini menyehatkan karena kaya akan Vitamin B1 dan mineral. Minum teh merah secara teratur bisa mencegah sembelit atau gangguan pencernaan. Cocok untuk kesehatan diet, kecantikan, meningkatkan pengembangan otak, menyehatkan jantung, menurunkan kolesterol dan penyakit degeneratif.
Kenikmatan teh beras merah sangat terasa jika meminumnya tanpa gula. Namun, boleh juga mencampurkan gula, disarankan menggunakan campuran gula aren.
Penulis | : | |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR