Seekor badak hitam langka melahirkan keturunan pertamanya setelah 40 tahun. Ini adalah peristiwa bersejarah bagi salah satu hewan paling terancam di dunia ini. Tak hanya bagi si badak, tapi juga yang pertama bagi taman satwa tempat tinggal di badak.
Badak hitam langka yang bernama Damara itu kini tinggal di Howletts Wild Animal Park, salah satu konservatorium hewan liar yang terletak di Canterbury, Kent, Inggris. Mengutip Mirror Online, betina yang baru saja melahirkan bayi jantan pertamanya itu dalam kondisi sehat.
Direktur Howletts, Neil Spooner, mengatakan bahwa kelahiran ini penting karena merupakan yang pertama bagi Howletts yang mana staf-stafnya dan seluruh ahli yang ada di dalamnya telah berusaha melestarikannya sejak 1971.
“Lebih penting lagi, kedatangannya berarti harapan untuk masa depan spesies ini yang terancam punah. Kelahiran berjalannya sangat baik, baik untuk induk maupun anaknya,” ujar Spooner.
Sebelum dipublikasikan untuk umum, penjaga hewan terlebih dahulu membiarkan si anak untuk mengenali lingkungan barunya tersebut. Meski demikian, induknya sepertinya sangat ketat menjaganya. Biasa, anak pertama.
“Ia adalah anak pertama Damara, dan Damara memiliki temperamen badak yang khas. Artinya ia sangat protektif, jadi kami ingin mengambil segala sesuatunya perlahan-lahan dan tenang, sebelum secara resmi memperkenalkan si kecil ke khalayak,” ujar Helen Rhodes, salah satu penjaga hewan.
Terlepas dari itu, foto-foto induk dan anakan itu telah menyebar luas di internet. Dalam foto-foto tersebut, keduanya terlihat melakukan banyak hal bersama-sama, sangat dekat, tanpa meninggalkan satu sama lain untuk waktu yang sangat lama.
Tidak hanya gambar, video yang memperlihatkan prosesi kelahirannya juga ikut tersebar. The Aspinall Foundation, sebuah organisasi yang bekerja sama dengan Howletts dan taman Port Lympne dalam upaya pengembalian badak hitam ke habitat aslinya di Afrika, memposting video 47 detik tersebut di situs berbagi video, YouTube.
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR