Dekat perbatasan Posof, Turki, 41°28\'13" N, 42°43\'17" E
"Ceritakan lagi," kata suara bingung di ponsel. "Kau ingin membawa keledai ke Georgia?"
"Bukan—seekor bagal pengangkut."
"Seekor Bagal?"
"Kau tahu—ketika kau mengawinkan kuda dengan keledai."
"Aku tahu apa itu bagal."
Dia adalah Nika Zurashvili.
Nika merupakan seorang karyawan dari teman kenalan dari seorang rekan saya. Atas perintah atasannya, David Lordkipanidze, direktur Museum Nasional Georgia di ibukota Tbilisi yang jauh, dan atas permintaan Duta Besar Georgia untuk Amerika Serikat, Yang Terhormat Archil Gegeshidze, serta atas desakan sopan National Geographic Society, Washington, DC, Nika telah dibebani dengan pekerjaan yang tidak biasa: memfasilitasi imigrasi seekor bagal betina bernama Kirkatir, dari Turki ke Republik Georgia.
Nika adalah seorang pengacara. Dia juga seorang ahli logistik berpengalaman. Seorang troubleshooter. Seorang pemecah masalah. Salah satu Mr. Fix It dunia--fasilitator, manusia kreatif. "Saya akan menelepon Anda kembali," dia memberitahu saya dengan gagah berani.
Beberapa hari kemudian, ia melakukannya. Di pinggir jalan bersalju di Pegunungan Kaukasus, Turki, telepon saya berdering. Nika mendesah. Dia telah mencoba segalanya. Dia telah mendesak pihak otoritas. Dia juga telah mencoba bicara manis ala politisi. Tapi ada sebuah hukum. Pembatasan hewan. Karantina.
"Saya sangat menyesal," katanya.
"Penyeberangan hewan tidak akan mungkin."!break!
Karena itulah saya harus menyerahkan bagal saya.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR