Pada dasarnya semua manusia merupakan konsumen, terlebih di era modern ini saat semua kebutuhan sudah bisa didapatkan dalam kemasan. Sayangnya sebagai konsumen banyak dari kita yang abai mempertimbangkan faktor-faktor ramah lingkungan saat menentukan barang yang akan dikonsumsi.
“68% dari jejak karbon Unilever ternyata ada pada cara konsumen memakai produk. Seperti memasak, mencuci, mandi sampai dengan membuang kemasan. Program #beliyangbaik merupakan cara kami untuk menggandeng dan membangun kepedulian konsumen dalam memilih dan memperlakukan produk yang sehari-hari mereka pakai,” jelas Sancoyo Antarikso, Governance and Corporate Affairs Director & Corporate Secretary, PT Unilever Indonesia, Tbk saat meluncurkan program #beliyangbaik pada Kamis, April 2016.
Program #beliyangbaik merupakan kerjasama antara World Wild Fund (WWF) Indonesia, PT Unilever Indonesia dan Hypermart yang mengingatkan masyarakat untuk menyadari dampak lingkungan dari barang konsumsi yang dibeli.
Setiap produk yang dikonsumsi manusia memiliki jejak karbon mulai dari penyediaan bahan baku, pengiriman ke pabrik, pengolahan di pabrik, pengemasan, pengiriman ke toko hingga saat dikonsumsi bahkan saat konsumen menimbulkan sampah dari barang yang dikonsumsi. Sebagai pabrikan besar, Unilever menyadari tanggung jawab mereka terhadap lingkungan melalui strategi Unilever Sustainable Living Plan (USLP).
Pada Talkshow yang digelar di acara yang sama, Head of Corporate Communication PT Unilever Indonesia, Maria Dewantini Dwianto menjelaskan bahwa pihak Unilever telah menerapkan konsep ramah lingkungan pada para penyedia bahan baku dengan mengontrol dan menelusuri asal-usul bahan baku semua produk mereka. Pabrik pun menerapkan sistem yang mendukung reduksi gas rumah kaca yang biasa dihasilkan oleh proses pengolahan serta mencari formulasi produk yang memiliki dampak kecil terhadap lingkungan. Di hilir aliran produk, Unilever juga telah melakukan berbagai pelatihan pengolahan sampah dan mendirikan leboh dari 1200 bank sampah.
Melalui kampanye Bright Future, Unilever bersama WWF dan Hypermart bermaksud merangkul konsumen untuk ikut dalam program #beliyangbaik dengan memilih produk-produk ramah lingkungan saat berbelanja. Berbagai kegiatan pun digelar untuk mendukung program ini pada salah satunya adalah donasi yang secara otomatis diberikan oleh konsumen saat memilih dan berbelanja berbagai produk keluaran Unilever di Hypermart. Donasi ini digunakan untuk penanaman 10.000 pohon di Cisarua (Jawa Barat), Yogyakarta dan Tulungagung (Jawa Timur) pada program NewTrees yang digagas oleh WWF. Kegiatan program #beliyang baik yang terselenggara atas kerjasama Unilever, WWF dan Hypermart ini akan berlangsung dari 21 April – 17 mei 2016.
Hadir pula dalam acara tersebut, Kepala Bidang Adaptasi Ekologi, Direktorat Adaptasi Perubahan Iklim, Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, untuk memberikan apresiasi terhadap program yang akan dijalankan tersebut. Menurutnya pembenahan masalah lingkungan bukan hanya monopoli tanggung jawab pemerintah namun juga berbagai pihak dengan kemampuan masing-masing mulai dari perusahaan, retail, konsumen hingga media dan public figure yang bisa memberikan inspirasi gaya hidup yang ramah lingkungan.
“Kami di Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, mendukung usaha-usaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang sebagian besar sumbernya berasal dari sampah yg tidak dikelola dengan baik,” ungkap Nuraeni, mewakili Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR