Namun demikian, sejumlah besar karbon dioksida yang dilepaskan setiap kali roket SpaceX lepas landas tidak sesuai dengan upaya Musk untuk menghentikan transportasi berbasis darat dari bahan bakar fosil melalui Tesla. Jadi, cuitan Musk di Twitter tersebut tidak sepenuhnya tiba-tiba.
Bagaimanapun, upaya membuat bahan bakar roket dari udara tipis untuk mendukung jadwal peluncuran SpaceX saat ini dengan cukup ekonomis, tentu saja tidak akan mudah. Baik Musk, maupun situs web SpaceX, tidak memberikan perincian apakah itu yang dimaksudkan ataupun bagaimana mereka bisa mencapainya.
Hal yang paling dekat sebagai bentuk klarifikasi dari Musk atas cuitannya itu adalah Musk mengatakan "Yup" untuk menanggapi komentar seorang insinyur yang menyebut reaksi Sabatier. Dalam reaksi ini karbon dioksida dan hidrogen digabungkan untuk membuat metana, bahan bakar roket potensial, dan air.
Baca Juga: Elon Musk Mau Ubah Starship SpaceX Jadi Teleskop Luar Angkasa Raksasa
Jika rencananya adalah menggunakan reaksi Sabatier, kerugiannya adalah bahwa setiap metana yang terlepas tanpa terbakar akan memiliki efek pemanasan yang berkali-kali lipat lebih besar daripada karbon dioksida yang digunakan untuk membuatnya. Itu bukanlah masalah untuk melepaskan bahan bakar dalam perjalanan antar planet, tetapi bisa menjadi masalah saat lepas landas. Alternatif lainnya, karbon dioksida dapat diubah menjadi bahan bakar cair.
Apakah salah satu dari opsi ini lebih baik daripada hanya menggunakan hidrogen atau bahan bakar bebas karbon lainnya secara langsung, masihlah harus diteliti lebih lanjut. Namun mereka yang memiliki ide tentang bagaimana melakukannya tampaknya adalah orang-orang dimaksudkan oleh Musk untuk diajak ikut bergabung atau berkontribuasi dalam proyek ini.
Baca Juga: Elon Musk Sebut Cip Otak Buatannya Bisa Mengakhiri Bahasa Manusia
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR